Menteri ATR/Kepala BPN Tinjau Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar untuk Relokasi Korban Bencana Palu, Sigi, Donggala

Porosnusantara.co.id, Palu – Jika mendengar nama Palu, Sigi dan Donggala pasti kita masih teringat bencana dahsyat yang menimpa daerah tersebut beberapa waktu yang lalu. Karena bencana itu, lebih dari 2.000 orang kehilangan nyawa. Mereka terseret ke lautan, terkubur dalam lumpur, menjadi korban likuifaksi dan banyak yang dinyatakan hilang. Untuk itu dalam rangka mitigasi bencana dan menghindari kejadian yang sama di tempat tersebut, Pemerintah melakukan relokasi kepada warga terdampak bencana alam di Provinsi Sulawesi Tengah.

BACA JUGA  Kades Jaya Laksana Hadiri Kegiatan MTQ di Kecamatan Cabang Bungin Kab.Bekasi

Relokasi yang dilaksanakan yaitu memanfaatkan tanah terlantar bekas Hak Guna Bangunan (HGB) PT Lembah Palu Nagoya dengan luas tanah seluas 900.000 m² serta ditetapkan menjadi tanah terlantar melalui Usulan Penetapan Tanah Terlantar sesuai dengan Surat No. 1107/72/VIII/2012 pada tanggal 15 Agustus 2012 yang terletak di Desa Tondo. Sedang untuk lokasi tanah di Desa Pombewe, merupakan HGU atas nama PT Hasfarm Holtikultura Sulawesi seluas 3.620.000 m² serta ditetapkan melalui usulan Penetapan Tanah Terlantar sesuai surat No.1223/72/IX/2012.

BACA JUGA  Kemenkop dan UKM Segera Revitalisasi Kawasan Tugu Koperasi

Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan A. Djalil pada hari Jum’at (19/4), berkesempatan meninjau langsung dua lokasi tanah terlantar yang dialokasikan untuk korban gempa yang terjadi pada 2018 lalu. “Kita menyelesaikan masalah-masalah dalam rangka menyiapkan hunian tetap yang siap dibangun untuk korban gempa, yang merupakan bantuan dari Buddha Tzu Chi,” ujar Sofyan A. Djalil.

BACA JUGA  Pengaduan Tak Kunjung Ditanggapi Polri, GR-PRAI Mengadu Ke Kompolnas

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa tanah terlantar akan lebih bermanfaat untuk membangun hunian tetap serta fasilitas umum yang berguna bagi masyarakat korban gempa. “Pembangunan harus secepatnya selesai dan Buddha Tzu Chi menjamin selesai dalam waktu 6-9 bulan. Diharapkan akhir tahun akan selesai semuanya,” kata Sofyan A. Djalil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *