Nabire, POROS NUSANTARA – Warga Pesisir Pantai Wadio murka karena hasil tangkapan ikan menurun di akibatkan oleh dugaan adanya pencemaran limbah kayu.
Menanggapi hal tersebut Pimpinan PT. Eka Dwika Perkasa Sri Ganyo meminta maaf dan segera akan memasang Talut guna mencegah pencemaran limbah kayu tersebut. Hal ini dikatakan Sri Genyo di ruang kerjanya, di Kampung Wadio, Kelurahan Kalibobo, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, Sabtu (03/11/18).
Dugaan Pencemaran limbah kayu PT. Eka Dwika Perkasa menyebabkan laut di sekitar pantai Wadio tercemar sehingga warga yang bergantung hidup di laut makin sulit mendapatkan ikan hasil tangkapan.
Kepada awak media, Jeksen M. Womsiwor seorang warga pelaut mengatakan, dirinya sebagai warga pinggiran yang mendiami pantai yang dimana sebagian masyarakat bergantung dengan hasil laut. Namun belakangan ini dengan adanya limbah kayu PT. Eka Dwika Perkasa yang telah mencemari laut pesisir pantai Wadio, hal ini membuat warga kesulitan saat membuang jaring ikan, di karenakan limbah serbuk kayu terbawa oleh ombak yang mengakibatkan ikan di pesisir pantai Wadio berkurang, hal tersebut membuat warga harus melaut lebih jauh lagi dari tempat yang biasanya mereka melepas jaring.
“Sebelum adanya limbah ini, para nelayan bisa mendapatkan hasil tangkapan ikan cukup banyak. Namun setelah adanya tumpahan serbuk kayu merbau, hasil tangkapan nelayan tidak ada karena ikan makin menjauh, tentunya dalam hal ini pihak PT. Eka Dwika Perkasa harus bertanggung jawab atas pencemaran limbah tersebut,” ucap Jeksen.
Tidak hanya limbah, lanjut Jeksen, asap pabrik arang juga sangat menganggu kesehatan warga, sebab asapnya menjadi polusi udara sehingga asap tersebut terhirup oleh warga setempat dan menimbulkan sesak nafas bagi warga sekitarnya.