Daerah  

Limbah FABA PLTU Ombilin Cemari Sungai dan Ancam Kesehatan Masyarakat Sawahlunto

Sawahlunto, porosnusantara.co.id – Sungai Batang Ombilin, yang selama ini menjadi salah satu sumber kehidupan bagi warga Kota Sawahlunto, kini terancam oleh pencemaran serius.

Longsoran abu dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin telah mencemari aliran sungai tersebut, membawa serta material fly ash dan bottom ash yang seharusnya dikelola dengan aman.

Dilansir dari tvone.com, kejadian ini dipicu oleh hujan deras yang mengguyur Desa Sijantang, menyebabkan material abu bercampur dengan tanah longsor dan mengalir ke Sungai Batang Ombilin.

BACA JUGA  Seperti Negara Lain, Porsi Batubara Akan Diganti Energi Terbarukan Bertahap

Dampak dari longsoran ini tidak hanya mencemari aliran sungai, tetapi juga mengancam rusaknya ekosistem di sepanjang jalur sungai tersebut.

Ancaman ini kian nyata bagi warga Desa Rantih di Kecamatan Talawi, yang terletak di hilir sungai.

Di Desa Rantih, aliran sungai yang tercemar membawa risiko besar karena air dari sungai Batang Ombilin dipompa oleh instalasi PDAM Sawahlunto untuk memenuhi kebutuhan air bersih ribuan rumah di Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto.

BACA JUGA  Nagari Sungai Jambur, Di Hujani Proyek Amburadul

Jika pencemaran ini tidak segera ditangani, dampaknya bisa sangat merusak, baik bagi lingkungan maupun kesehatan masyarakat yang memakai air dari PDAM pompa rantih.

Saat tim investigasi tiba di lokasi (22/8/2024), alat berat terlihat bekerja keras untuk membersihkan material abu yang menutupi sebagian besar badan sungai.

Nurasrul, seorang warga setempat yang telah hidup selama 70 tahun di daerah ini, saat dikonfirmasi menyampaikan rasa cemasnya.

BACA JUGA  Wartawan FAKA Wawancarai Walikota Deri Asta, Pemko Sawahlunto Komitmen Buat Kebijakan Pro Anak

“Limbah abu tersebut terus mengalir ke sungai Batang Ombilin dan menutupi aliran sungai sehingga mengancam ekosistem di sekitarnya,” ungkap Nurasrul.

Ia juga menambahkan bahwa meskipun proyek penghijauan di sekitar PLTU telah berlangsung sekitar lima bulanan, ancaman pencemaran masih tetap ada karna longsoran sisa limbah tersebut mencemari dan menutup aliran sungai Batang Ombilin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *