PorosNusantara, Singkawang – Desa Bagak Sahwa merupakan salah
satu Desa Wisata yang terletak di
Kecamatan Singkawang Timur yang
memiliki berbagai potensi dengan
karakteristik khusus yang layak untuk
menjadi daerah tujuan wisata. Penduduk
desa ini terdiri dari Suku Dayak Salako yang
masih hidup dengan corak tradisional.
Mereka memiliki keterampilan anyaman
khas Dayak Salako.
Desa Wisata bagak Sahwa memiliki
rumah adat Parauman Lama dan keelokan
alamnya yang dipenuhi dengan berbagai
flora seperti anggrek hutan, keladi raksasa,
bunga raflesia, manggis, tampui, rambai,
bambu dan perkebunan buah durian.
Keindahan alam di tempat ini juga di
tambah oleh adanya air gunung bebatuan
dan sungai Dayoaie yang digunakan sebagai
area pemandian. Adapun fauna langka yang
ada di Desa ini antara lain beruang madu,
tupai terbang dan babi hutan. Sedangkan
atraksi yang menarik disajikan kepada
pengunjung wisata antara lain, penangkaran
angrek hitam, ngabayotan (upacara panen)
memetik tananam obat dan buah, dan
sebagainya.
Desa Bagak Sahwa dibentuk sebagai
Desa Wisata oleh Kementerian Kebudayaan
dan Pariwisata pada tahun 2011. Untuk
mendukung program tersebut pada tahun
2013 dibentuk pula PNPM Mandiri
Pariwisata di Kota Singkawang. Melalui
kedua program tersebut beberapa kegiatan
dan program telah dilakukan dan pada tahun
2014 mengantarkan Desa Bagak Sahwa ini
meraih posisi kelima sebagai Desa Wisata
terbaik se Indonesia. Namun keberhasilan
desa tersebut sebagai Desa Wisata dinilai
belum menggem- birakan jika
disbandingkan dengan tingkat kesejahteraan
masyarakatnya yang masih sangat minim.
Artinya tujuan akhir program PNPM
Mandiri pariwisata untuk meningkatkan kapasitas kemampuan berusaha dan
berkarya masyarakat di desa wisata dan
sekitarnya belum tercapai. Menurut
pengamatan tim peneliti salah satu faktor
penyebab permasalahan tersebut berkaitan
dengan kapasitas dan budaya
masyarakatnya. Karena itu perlu dicarikan
model pemberdayaan masyarakat yang tepat
untuk mengembangkan pembangunan Desa
Wisata Bagak Sahwa.
Kajian tentang pembangunan Desa Wisata
telah cukup banyak di lakukan dan dilihat dari
berbagai sudut pandang. Beberapa penelitian
terdahulu berikut ini, dapat memberikan
penjelasan dan pengetahuan terkait
pembangunan desa wisata di Indonesia.
Pertama, penelitian Wijaya (2008)
tentang ‘Strategi Pengembangan Desa Wisata
Teganan Penggringsingan Tabanan
Kecamatan Manggis, Kabupaten Karang
Asem” Penelitian ini dilatarbelakangi karena
adanya masalah kejenuhan terhadap jenis
kepariwisataan yang selama ini telah
dikembangkan yaitu pariwisata massal, yang
merusak lingkungan dan juga sosial
masyarakat. Untuk mengantisipasi dampak
negatif dari wisata massal, maka
dikembangkanlah pariwisata alternatif
pariwisata pedesaan. Penelitian Wijaya ini
mengambil lokasi di Desa Tanganan
Pegringsingan. Adapun potensi wisata yang
dimiliki adalah panorama persawahan,
bangunan bersejarah, suasana perkampungan,
perumahan penduduk, kesenian tradisional,
sistem kelembagaan dan sistem sosial
kemasyarakatan.Hasil penelitian tersebut
adalah ditemukannya alternatif
dikembangkannya jenis wisata agro dan juga
wisata budaya.( adbulwahid)