ORGANDA Menyikapi kelangkaan BBM bersubsidi di Kal-Bar

  • Bagikan

 

Porosnusantara, Singkawang –  Kelangkaan BBM bersubsidi khususnya solar banyak membuat supir angkutan barang dan orang yang tergabung di Organda KalBar menjerit. Kelangkaan ini merusak mata pencaharian supir.

Di bulan-bulan sebelumnya jatah Solar ini selalu cukup dan dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar bagi mobil-mobil angkutan, namun belakangan ini Solar ini semakin langka dan sulit di dapatkan. Hal ini banyak membuat mata pencaharian supir berangsur mati.

“Antrian panjang terjadi setiap hari harinya di SPBU, kami antri bisa berjam-jam lamanya namun belum tentu mendapatkan Solar”. Jelas Syamsuar selaku petugas lapangan Organda Singkawang

Syamsuar juga menceritakan bahwa ada sedikit keanehan ketika BBM Solar ini sampai ke SPBU, hanya beberapa mobil saja yang dapat dan sisa solarnya tidak tahu kemana. Ini menimbulkan opini yang kurang baik terhadap SPBU yang menyalurkan BBM bersubsidi ini.

“Contohnya SPBU Pasir Panjang yang jatah solarnya hanya 8000 liter, ketika jam 7 malam Solar datang dan kami ngantri, yang dapat solar itu hanya beberapa mobil saja, sehingga kami laporkan ini ke Organda agar dapat menyikapi hal tersebut”. jelasnya

Redaksi Poros Nusantara mengkonfirmasi informasi kelangkaan BBM di Kalbar kepada DPD Organda Bapak Suhardi Spd. via whatsapp membenarkan kelangkaan BBM ini, sehingga pihak Organda sudah meminta Pertamina KalBar untuk mengawasi penyaluran BBM jenis solar ke SPBU kabupaten/kota itu, sehingga pendistribusiannya bisa tepat sasaran.

Selaku Ketua DPD Organda Kalimantan Barat Suhardi juga menjelaskan bahwa pihak Organda sudah menemui pihak pertamina pontianak untuk membahas kelangkaan ini, Bapak Suhardi berharap pihak pertamina dapat menyalurkan serta mengawasai pendistribusian BBM bersubsidi ini dengan baik, sehingga tidak terjadi kelangkaan di SPBU-SPBU di KalBar.

“Kami sudah bertemu Bapak Beni selaku Supervisor region 6 KalBar untuk membahas masalah sulitnya bagi supir angkutan ini untuk mendapatkan BBM ketika mengantri di SPBU”. jelas Suhardi ketika dikonfirmasi via whatsapp.

Bapak Suhardi pun berharap laporan yang di sampaikan ke pihak Pertamina ini dapat ditanggapi dengan baik, sehingga BBM bersubsidi yang di distribusikan ke SPBU-SPBU ini kuotanya cukup serta pihak Pertamina pun ikut mengawasi pendistribusian di SPBU, sehingga BBM bersubsidi ini tepat sasaran dan adil.

Organda terus meperjuangkan hak-hak supir ini dengan terus menjalin kemunikasi ke pihak Pertamina dan selanjutnya akan menghubungi pihak Iswana Migas, dimana tempat berkumpulnya pengusaha-pengusaha SPBU tersebut. Pihak Organda akan menghimbau kepada pengusaha SPBU agar tidak melakukan permainan di dalam penyaluran BBM bersubsidi ini.

Pembina Organda Kal-Bar H. Manaf menegaskan bahwa SPBU – SPBU seharusnya paham bahwa BBM bersubsidi ini hanya di peruntukkan untuk kendaraan umum. Sehingga penyaluran subsidi BBM ini tersalur dengan baik dan sesuai peruntukkannya.

“Mengingat mobil yang tergabung di Organda Kal-Bar ini jumlah bus hanya sekitar 300 unit dan truk sekitar 2000 unit, seharusnya jatah solar ini cukup, mengapa ketika mengantri di SPBU malah kami tidak dapat” ungkap H. Manaf

Banyaknya mobil-mobil yang menggunakan tangki siluman dan mobil-mobil dari perusahaan yang tidak tergabung di Organda yang juga ikut mengantri BBM solar ini. Mungkin ini adalah salah satu penyebab kelangkaan BBM bersubsidi ini. tambahnya.

Di dalam pertemuan Organda dan Pertamina di sepakati beberapal diantaranya, jatah BBM untuk truk yang awalnya 80 liter dikurangi menjadi 60 liter dan Bus awalnya 160 liter menjadi 110 liter per pengisian. Ini semua di sepakati karena mengingat stok BBM di Indonesia ini semakin turun.

Selanjutnya, Organda akan mengeluarkan kartu pengisian BBM di SPBU untuk anggotanya, sehingga anggota Organda pasti mendapatkan BBM di setiap pengisian di SPBU dan tidak terjadi antrian panjang lagi.  (JD/HF/SB/SP/DD)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *