Kementan Serius Bantu Peternak Cegah Harga Ayam Hidup Terus Anjlok

Porosnusantara.co.id, Jakarta – Menyikapi harga livebird farm gate (LB) yang masih dibawah harga acuan Kemendag dan sekaligus evaluasi atas pertemuan serupa seminggu sebelumnya, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian kembali melakukan koordinasi untuk mengurai permasalahan tersebut dengan

Tim Analisa, Tim Asistensi, Asisten Deputi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ketua GOPAN, Sekjen GPPU, Perwakilan GPPU, Ketua PINSAR Indonesia, dan Perwakilan PPUN di Bogor, 25 Juni 2016.

Menurut Sugiono, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, pertemuan serupa telah dilakukan secara marathon pada tanggal 13, 14, 18, dan 24 Juni 2019, sebagai bukti upaya serius Kementan dalam membantu peternak mencari solusi bersama dalam menghadapi harga LB yang masih rendah di beberapa tempat, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

BACA JUGA  Sisipkan Pesan Kamtibmas, Bhabinkamtibnas Polsek Pasar Kemis Sambamgi Pos Scurity

Sementara itu Fini Murfiani, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Ditjen PKH menyampaikan bahwa berdasarkan pantauan petugas PIP hari Selasa 25 Juni 2019, harga rataan per kg LB di Nasional adalah Rp. 20.216, sementara harga rataan di Pulau Jawa ada dikisaran Rp. 11.327, dan harga LB di Jateng dan Jatim hanya dikisaran Rp. 8.845 dan Rp. 10.736. Sementara harga per kg daging ayam di tingkat konsumen di Jawa mencapai rataan Rp. 30.808, dan di Jateng dan Jatim sendiri berkisar di harga Rp. 29.600 dan Rp. 25.200, bahkan berdasarkan data dari Info pangan pada pantauan pasar di DKI Jakarta harga pada beberapa pasar pantauan Rp.40.000.

BACA JUGA  Rapat Komisi V DPR RI, Menteri Basuki Sampaikan Penyelesaian Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Selama 2021-2022

Jatuhnya harga ayam ras pedaging di Pulau Jawa, diperkirakan karena tidak semuanya produksi daging ayam ras terserap di pasar tradisional. Hal ini kemungkinan terjadi karena peternak memprediksi akan terjadi peningkatan permintaan pasca idul fitri (adanya hajatan dan kegiatan lain), ternyata kondisi demikian tidak terjadi sehingga produk menjadi melimpah. Di samping itu perilaku penjualan daging ayam ras broiler dari hampir seluruh pelaku usaha ayam ras broiler masih bermuara di pasar tradisional dalam bentuk hot karkas dan LB sehingga rentan terhadap kelebihan pasokan dan permainan oleh pihak tertentu yang mengakibatkan disparitas harga yg besar antara produsen dan konsumen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *