Ragam  

Ustadz ‘Jualan Emosi’ Lebih Laku, Ketimbang yang Mencerahkan

Jakarta, Poros Nusantara – Profesi menjadi ustadz memang menjadi impian banyak orang khususnya umat Islam. Pasalnya, selain terkenal oleh juga diyakini mampu mendatangkan  materi yang  cukup fantastis, bisa punya mobil bagus, rumah mewah dan seterusnya. Apalagi kalau sering tampil di TV dalam acara-acara keagamaan yang banyak menyedot perhatian umat Islam, karena mereka mampu memainkan emosi umat Islam. Ini berbeda para ustadz yang lebih mengedepankan pencerahan dan edukasi, justru malah kurang diminati.  Tema dakwah ini mengemuka dalam diskusi Forum Tashwirul Afkar (Islam Agama Kemanusian:  menyambut Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah), di Perpustakaan Kantor PB NU, Jakarta Pusat. (10/09/2018).

Hadir dalam acara itu, Prof. Dr. Said Agil Sirad sebagai keynote speaker yang didampingi  HA Helmi Faishal Zaini (Sekjen PBNU) dan KH. Nadirsyah Hosen (Rais Syuriah PCINU Australia-Newzeeland). Menurut  KH. Nadirsyah Hosen   ketidakberdayaan Umat Islam untuk menandingi isu-isu Islam dengan kekuatan. Tak mengherankan, “dai-dai yang terkenal keras itu memberikan ceramah dengan ‘jualan emosi’ umat Islam dengan mengatakan  Islam diserang, umat Islam ditindas, dijajah dan seterusnya. Ini yang mudah sekali connect  dengan umat Islam yang lain,” kata ustadz yang akrab dipanggil Gus Nadhir ini.

BACA JUGA  Calon Gubernur No.4 Andi Rahman Kampanye Di Pangkalan Kerinci

Lebih lanjut, Gus Nadhir mengatakan hegemoni Barat sayangnya direspon oleh gerakan Islam Radikal karena mereka merasa Islam jaya pada masa lampau, tapi sekarang berantakan. “Kemudian munculah gerakan global seperti gerakan Salafi, Ikhwanul Muslimin termasuk Hizbut Tahrir. Mereka merasa gerakan ketidakadilan global ini dilawan dengan global pula. Ini berbeda dengan Nahdatul Ulama (NU) yang meskipun berlambang bola dunia, tapi justru dimulai dari Jombang, Jawa Timur. Artinya bicara lokal dulu, sebelum  bicara global,” ujar Ustadz yang juga dosen di salah satu perguruan tinggi di Australia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *