Kupang, Poros Nusantara – Dinas Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) setelah berdiri sendiri lepas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, terus membuat terobosan yang berkenaan dengan budaya dan seni. Terobosan yang dilakukan dalam waktu dekat berupa pembentukan komunitas Sasando di sekolah – sekolah agar warisan keterampilan alat musik sasando tidak punah. Selain itu, akan digelar pentas seni suara, seni musik, pameran tenun ikat secara berkala untuk sekolah – sekolah.
Kepala Dinas Kebudayaan NTT, Drs. Sinun Petrus Manuk, kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (16/3/2018), mengapresiasi langkah yang diambil Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya yang memisahkan kebudayaan dari Dinas Pendidikan. Langkah ini sangat baik karena dengan bergabungnya pendidikan dan kebudayaan dalam satu atap maka ruang kreatif pengembangan seni budaya kurang bergerak maju. Walaupun selama ini ada bidang yang mengurus kebudayaan tetapi lebih bagus kalau berdiri sendiri. Untuk itu, kata Manuk, sejak berdiri sendiri, dinasnya terus melakukan terobosan dalam memperkenalkan seni budaya yang begitu banyak di NTT di berbagai even. ” Kita punya beragam seni dan budaya tetapi belum digali dan dipromosikan, tugas kami di Dinas Kebudayaan NTT untuk mengkampanyekan dan membuat terobosan. Kita perbanyak pentas seni budaya “, jelasnya.
Menurut Manuk, salah satu upaya yang sedang dilakukan sekarang adalah membentuk komunitas Sasando di sekolah – sekolah. Saat ini keterampilan bermain alat musik Sasando mulai menurun dan justru warga mancanegara yang kini mempelajari permainan alat musik Sasando itu. Kondisi ini jika tidak diperhatikan maka lamban laun warga di NTT belajar musik Sasando di luar negeri. ” Ini tidak boleh terjadi. Makanya saya sudah keluarkan surat dengan berkoordasi bersama Dinas Pendidikan NTT supaya perlu dibentuk komunitas Sasando di sekolah. Kita juga minta di sekolah perlu gairahkan kegiatan seni budaya. Karena kita secara rutin menggelar pentas seni budaya agar warisan nenek moyang kita tidak luntur bahkan tidak hilang dimakan waktu karena ini aset kita “, jelas mantan Penjabat Bupati Kabupaten Lembata ini.
Dirinya menambahkan, peran dinas inipun semakin luas terutama pengelolaan museum dan lembaga arkeologi. Pihaknya terus membenahi aset ini dan mempromosikan bukan saja di tingkat nasional tapi internasional. Bahkan dalam waktu dekat akan digelar pameran museum tingkat nasional. Event ini tentu memberi nilai positif agar orang bisa mengetahui apa saja yang ada di museum NTT.” Saya ajak kita semua untuk tetap mencintai seni budaya kita. Generasi sekarang harus mewarisi ke generasi berikutnya sehingga tidak tergilas zaman. Dengan perubahan yang kian cepat sekarang ini, kalau kita tidak pelajari seni budaya kita maka kedepan kita jadi tamu di negeri orang mempelajari seni budaya kita “, pintanya.
( Laporan : Erni Amperawati)