KUPANG, POROSNUSANTARA – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Drs. Frans Lebu Raya, secara resmi melantik dan mengambil sumpah jabatan terhadap Walikota Kupang terpilih, Dr. Jefri Riwu Kore dan Wakil Walikota, dr. Herman Man, untuk memimpin Kota Kupang masa bakti 2017-2022. Kedua pemimpin baru Kota Kupang ini diingatkan soal mutasi jabatan di lingkungan Pemerintah Kota Kupang, dimana keduanya harus menjalankan tugas selama 6 bulan barulah memikirkan soal mengisi mutasi atau mutasi berhenti sementara.
Gubernur Frans mengingatkan hal ini usai mengambil sumpah dan melantik Walikota Kupang dan Wakil Walikota Kupang di Aula El Tari Kupang, Selasa (22/8/2017). Turut hadir pada acara ini, Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno, mantan Menteri Perindustrian RI, Saleh Husin, mantan Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe, para bupati, pimpinan dan anggota DPRD Kota Kupang, anggota DPRD NTT, pimpinan SKPD lingkup Kota Kupang dan Provinsi NTT serta ratusan undangan lainnya.
Menurut Gubernur Frans, kedua pemimpin Kota Kupang yang baru ini sekarang sudah menjadi pemimpin bagi rakyat Kota Kupang. Jabatan yang diemban sekarang harus diimplementasikan untuk kemajuan pembangunan di daerah ini. Menurutnya, untuk memposisikan diri sebagai pemimpin bagi rakyat Kota Kupang maka jabatan yang diemban merupakan bentuk tanggung jawab kepada rakyat Kota Kupang, sehingga posisikan diri sebagai pemimpin milik rakyat dan bukan pemimpin milik partai dan tim sukses.
“Saat ini saudara berdua sudah dilantik menjadi walikota dan wakil walikota Kupang. Saudara berdua adalah pemimpin milik rakyat bukan milik partai tapi rakyat, bukan juga milik tim sukses tapi milik rakyat. Saya perlu tegaskan karena setelah pilkada itu tim sukses biasanya bercokol terus di rumah jabatan. Tapi saudara berdua adalah pemimpin rakyat seluruh warga Kota Kupang baik yang memilih dan tidak memilih. Karena sebagai pemimpin rakyat maka berikan perhatian secara baik, adil kepada seluruh rakyat Kota Kupang,” kata Gubernur Frans.
Gubernur Frans menambahkan, dalam posisi saat ini sebagai pemimpin rakyat Kota Kupang maka sinerjitas pembangunan mesti dibangun bersama. Koneksi kolaborasi pembangunan antara Kota Kupang dan pemerintah provinsi mesti terus dibangun, karena posisi Kota Kupang sebagai ibukota Provinsi NTT. Karena itu, lanjut Frans, sinerji itu dibangun lebih kuat untuk memajukan Kota Kupang ke arah yang lebih baik. Menurutnya,tugas pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana menghimpun kembali yang tercecer, yang tercerai berai saat pilkada. Itulah demokrasi yang menyisahkan tawa dan tangis. Itu harga demokrasi. Sebagai pemimpin rakyat maka harus menghimpun kekuatan membangun Kota Kupang.
Mantan Wakil Ketua DPRD NTT ini juga menyentil soal geliat pembangunan di Kota Kupang. Dirinya mengajak kedua pemimpin yang baru dilantik ini untuk memberikan pelayanan yang baik bagi para usahawan yang datang dan tidak boleh dibuat sulit tapi dipermudah. Berikan kesempatan orang membangun Kota Kupang. Jika ada investor yang serius membangun maka prosedur perijinan diselesaikan dengan cepat.
“Kalau ijin itu cepat kenapa lama-lama. Kita butuh cepat pembangunan. Kita bisa ambil contoh apa yang dilakukan Lurah Naikoten II yang memberikan pelayanan yang cepat sekali kepada masyarakatnya. Lurah seperti ini harus diberi apresiasi. Memang kadang-kadang kita tidak mau belajar dari orang lain. Tapi kalau ada hal positif, inovasi yang baik, kreatif yang biaik kenapa kita tidak adopsi,” katanya.
Ketua DPD PDIP NTT ini juga mengingatkan soal kondisi terkini di Kota Kupang. Menurut Gubernur, Kota Kupang sebagai ibukota provinsi saat ini, mobilitas manusia dan barang ke NTT luar biasa. Dia menyebut di Bandara Internasional El Tari, setiap hari sebanyak 77 kali take off landing pesawat. Warga yang keluar dari bandara ini dalam sehari mencapai 3.600 orang sesuai data yang diterimanya dari General Manager Angkasa Pura.
“Ini data dari GM Angkasa Pura bukan karangan gubernur. Artinya geliat ekonomi semakin baik. Tapi harus diingat, ada juga tantangan buat kita. Sekarang ini kita mendapat ujian berat. Banyak orang tidak suka dengan NKRI yang utuh. Ada orang yang mungkin tidak suka Pancasila dan suka radikal. Saya minta kedua pimpinan baru untuk jaga Kota Kupang agar tetap aman. Kita sudah wujudkan kerukunan di daerah ini atas kerja keras kerja bersama dengan tokoh agama di NTT. Saya minta kedua pemimpin agar jaga suasana aman, rukun, toleran di Kota Kupang. Inilah sumbangsih kita untuk negeri ini,” harap mantan Ketua GMNI Kupang ini.
Laporan : Erni Amperawati