Tinjau Banjir Aceh Utara, Menteri Basuki: Fokus Penanganan Tanggul Jebol dengan Geobag dan Bronjong

Pada konstruksi bendungan juga disediakan tampungan khusus banjir sebesar 30,50 juta m3 yang mampu mengurangi debit banjir sampai dengan periode ulang 50 tahun sehingga mereduksi area banjir seluas 1.225,53 m3/detik. Direncanakan Agustus 2023, Bendungan Keureuto tuntas konstruksinya.

“Bendungan dibuat untuk mengurangi banjir. Saya ambil contoh di Kalimantan Selatan semua banjir tahun 2020 lalu, hanya satu kabupaten yang tidak banjir yakni Kabupaten Tapin karena ada Bendungan Tapin,” kata Menteri Basuki.

BACA JUGA  Produk Manufaktur Cerdas Taiwan akan Dukung Transisi Industri di Indonesia

Dalam peninjauan, Menteri Basuki juga mengingatkan kepada Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Aceh untuk memonitor ketersediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari bagi masyarakat terdampak banjir dan pengungsi.

“Tolong dicek terus suplai air bersihnya dan sanitasi juga, ini penting untuk keperluan sehari-hari masyarakat,” kata Menteri Basuki.

Bantuan tanggap darurat secara bertahap disalurkan Kementerian PUPR melalui BPPW Aceh, Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya berupa layanan air bersih dan sanitasi, termasuk fasilitas MCK darurat ke lokasi-lokasi permukiman warga terdampak banjir. Sejak 5 Oktober lalu telah dimobilisasi sebanyak 6 unit Mobil Tangki Air (MTA) berkapasitas 4000 liter, 10 unit Hidran Umum berkapasitas 2000 liter, dan 3 unit dump truck, 1 unit double cabin, 30 unit Hidran Umum,    dan 19 personel Satgas Bencana dari BPPW Aceh.

BACA JUGA  Pemerintah Dorong Pengembangan Riset Industri Hulu dan Hilir Komoditas Perkebunan Nasional

“Sampai dengan tanggal 13 Oktober 2022 telah melakukan pendistribusian air bersih sebanyak 704.000 liter, dengan jumlah distribusi air rata -rata 80.000 liter/hari di salurkan ke titik – titik hidran umum, tampungan–tampungan air masyarakat seperti drum, ember, dapur umum dan tenda pengungsian dengan MTA,” kata Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Aceh Deni Arditiya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *