Jakarta, Poros Nusantara – Suasana malam yang bersahabat mengiringi langkah-langkah para tamu undangan masuk ke ruangan pagelaran Nusantara Platinum Award 2018, di Ballroom, Hotel Lumere, Jakarta. Ada nuansa yang berbeda pada penganugerahan kali ini, pasalnya biasanya penerima penghargaan lebih dari 20 orang yang berasal dari beragam latar belakang, mulai dari kalangan pengusaha, pendidik hingga professional. Tapi kali ini, memang sengaja dilakukan dalam jumlah lebih sedikit, karena Yayasan Bangun Indonesia Dengan Cinta sangat selektif dalam meriset dan menyeleksi lembaga-lembaga, perusahaan serta pribadi-pribadi yang dianggap layak untuk menerima penghargaan yang bergengsi ini.
Dari hasil riset dan seleksi yang ketat ini, muncul sosok pribadi spektakuler yang berpenampilan menawan dengan mengenakan jas dan celana panjang berwarna putih. Inilah sosok Ida Bagus Putu Widi Adnyana, SE, M.Par, CEO Triayana Group. Usianya yang masih terbilang muda belia tapi sudah memiliki kemampuan memimpin perusahaan di bidang property dan menyabet penghargaan Nusantara Platinum Award dalam ketegori Perusahaan Terbaik dan Terpercaya Tahun 2018.
Kiprah usahanya di bidang property tidak semata-mata mencari keuntungan, melainkan banyak membantu banyak orang yang ingin punya properti dengan dana yang cekak alias minim. “Barangkali ini adalah konsep terbaru di dunia, hanya dengan modal 15 juta, orang sudah bisa menjadi developer properti. Jadi, para mitra Kami tinggal memasarkan saja, semua urusan perizinan hingga pembangunan, perusahaan yang mengurusnya,” ungkap Ida pada sela-sela penerimaan penghargaan Nusantara Platinum Award, di Jakarta, jum’at malam. (28/09/2018).
Senada dengan hal itu, Ketua Yayasan Bangun Indonesia, Edi Swandi mengungkapkan sengaja mengundang sosok pemuda sukses karena merasa kagum dengan sosok pengusaha ini. “Dengan dengan imajinasi dan ketangkasannya Dia sukses membangun kerajaan bisnisnya dan mulai pro zero zero. Pribadi semacam ini sangat dibutuhkan bangsa, ketika lapangan kerja makin sempit, gejolak makin menghimpit, justru dia tidak menyerah atau merasa kalah,” ujar Edi dalam sambutannya.