PASAMAN, POROS NUSANTARA – Ketua DPRD Kabupaten Pasaman “Yasri” membuka Rapat Paripurna Istimewa ke III dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat ke – 72, bersifat terbuka untuk umum, Minggu (8/10).
Pada Rapat Paripurna Istimewa HUT Kabupaten Pasaman ke 72, dihadiri oleh Gubenur Sumatera Barat dalam hal ini diwakili oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan Muhammad Yani, SE,MM, Prof Dr. Phil. Gusti Adnan selaku akademis dan tokoh masyarakat, Forkopinda Propinsi Sumatera dihadiri oleh Lantamal II Padang, Anggota DPRD Propinsi Sumatera Barat Muzli M Nur,S.Pd, Sabar AS, Bupati Pasaman Barat, Bupati Madina, Bupati Rokan Hulu, jajaran SOPD Pemkab Pasaman, Camat dan Wali Nagari Sekabupaten Pasaman serta para tokoh adat, mulai dari tokoh adat Minang, Mandailing, Jawa dan suku lainnya.Terlihat Juga hadir, dari jajaran Muspida Pasaman. Dan tak lupa dihadiri juga oleh H Benny Utama SH MM dan Daniel yang merupakan Bupati dan Wakil Bupati Pasaman Periode 2010-2015.
Dalam rapat paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Pasaman, Ketua DPRD Pasaman, Yasri, sedikit mengulas tentang sejarah Kabupaten Pasaman, Yang mana, “Pasaman” berasal dari kata “Pasamoan” berarti kesepakatan atau kesamaan pendapat antar etnis, Suku Minang, Mandailing dan Suku Jawa.
Lanjut, Kader Golkar Pasaman tersebut, Kabupaten Pasaman terbentuk pada tanggal 8 Oktober 1945. Hal itu didasari Surat Keputusan Residen Sumatera Barat: R.I/I Tanggal 8 Oktober 1945 yang menetapkan pembagian wilayah pemerintahan berikut:
Kepala pemerintahannya, termasuk Luhak Talu (Pasaman) dengan Kepala Luhak (Bupati), Abdul Rahman Sutan Larangan.
Kemudian diutarakannnya, penyampaian, Bupati Pasaman kepada pihak DPRD Kabupaten Pasaman, pada Tanggal 3 Februari 1992 dan dengan Surat Keputusan DPRD Kabupaten Pasaman Nomor : 11/KPTS/DPRD/PAS/1992 tanggal 22 Februari 1992 tentang Persetujuan Dewan terhadap Hari Jadi Kabupaten Pasaman dan ditetapkan tanggal 8 Oktober 1945, dilanjutkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Pasaman Nomor : 188.45/81/BUPAS/1992 tanggal 26 Februari 1992, maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten Pasaman pada tanggal 8 Oktober 1945.
“Pada tanggal 7 Januari 2004, Gubernur Sumbar atas nama Mentri Dalam Negri RI, resmi Kabupaten Pasaman dimekarkan menjadi dua wilayah Kabupaten yakni Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat,” ujarnya.
Adapun bupati yang pernah memimpin Kabupaten Pasaman semenjak berdiri hingga kini yakni , Darwis Taram Dt. Tumanggung (1946-1947), Basrah Lubis (1947-1949), Sutan Bahrumsyah (1950-1951, Amjalaluddin, Syahbuddin Latif Dt. Bungsu (1951-1954), A. Muin Dt. Rangkayo Marajo (1954-1955). Marah Amir (1955-1958), Johan Rifa’I (1958-1965), Bongar Sutan Pulungan, SH (1965-1966), Drs. Zainoen (1966-1975), Drs. Saruji Ismael (1975-1985), Rajudin Nuh, SH (1985-1990), Taufik Martha ( 1990-2000) Drs. H. Baharuddin R. MM dan H. Benny Utama, SH, MM (2000-April 2005), H. Benny Utama, SH, MM ( April 2005-Agustus 2005 ), H. Yusuf Lubis, SH, M. Si dan Drs. H. Hamdy Buhan, M, Si (2005-2010), H. Benny Utama, SH, MM dan Daniel (2010 s/d 2015), H. Yusuf Lubis, SH, M.Si dan H. Atos Pratama (2016 s/d sekarang).
Begitu juga dengan Ketua Lembaga Legislatif Kabupaten Pasaman, tercatat 19 orang yang pernah memangku jabatan Ketua Dewan. Pada saat terbentuknya Dewan Pemerintahan Kabupaten Pasaman periode 1950 s/d 1957 terdiri dari H. Abdul Latif, Rusli, Syamsiar Thaib, Marah Mansur dan Rusli. Sementara, Ketua DPRD Kabupaten Pasaman diawali pada Tahun 1957, Dt. Bandaro Basa (1957-1965), Drs. Darussamin (1965-1977), M. Idris Daut (1977-1982), A. Junairi (1982-1987), Drs. Masril Payan (1987-1992), drs. Djufri Hadi (1992-1997), Drs.Kohirman (1999-2003), H.Sudirman. S (2003-204), H.Syamsuri SE,SH,M.Si (204-2009), H. Benny Utama (2009 S/d Agustus 2010), Yasri 2010 s/d 24 September 2012, Drs. Syahrizal Yusuf 24 september 2012 s/d 2014 dan Yasri 2014 hingga sekarang.
Sebagai kabupaten yang heterogen dari sisi sosial budaya, Pasaman patut dibanggakan, karena dalam kurun waktu 72 tahun, mampu membangun dan mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan yang kuat, sehingga keanekaragaman suku, bahasa dan budaya serta adat istiadat yang ada di Kabupaten Pasaman, terekat kuat dalam menjaga keutuhan, menjadi sebuah potensi yang dapat didayagunakan secara optimal, sekaligus sebagai modal dasar dalam membangun Pasaman kedepan,” terang Ketua DPRD Pasaman.
Hal itu sejalan dengan visi Kabupaten Pasaman yaitu “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pasaman yang sejahtera, Agamais dan Berbudaya”. “Apalagi, kemajuan pembangunan di Kabupaten Pasaman, bukan karena kerja keras pemerintah saja, melainkan, karena akumulasi dukungan seluruh elemen masyarakat, ini berarti pemerintah dan masyarakat melaksanakan kerja sama yang lebih baik, karena pada hakekatnya pemerintah dan masyarakat merupakan dua komponen yang saling membutuhkan dan harus bersinergi,” ulasnya kembali.
Lanjut, Ketua DPRD Pasaman, kemajuan suatu daerah tidak hanya di ukur dari aspek penyelenggaraan pemerintahan saja, melainkan juga diukur dari tingkat kemajuan dan kemakmuran masyarakatnya, “Dengan peringatan HUT Pasaman ini marilah kita sama – sama mengevaluasi untuk mewujudkan masyarakat Pasaman yang lebih baik”.
(Laporan : Ekie/Naga)