SAWAHLUNTO, POROS NUSANTARA – Gubernur Sumatera Barat Iwan Prayitno beserta Ibu ikut menghadiri acara puncak Hari Pangan Sedunia yang digelar di Kota Sawahlunto,juga dihadiri Kepala Dinas Pertanian Provinsi ,maupun Walikota dan Bupati se-Sumatera Barat.
Ketersediaan pangan kota Sawahlunto dengan areal persawahan 1.680 ha dengan produksi padi gabah kering hasil panen mencapai 15.055 ton pertahun. Hasil produksi padi gabah kering rendemen 15 persen menjadi 9.500 ton beras pertahun. Sedangkan kebutuhan beras Sawahlunto sebesar 98 kilogram per-orang pertahun dengan penduduk 64.531 jiwa.
“Ketersediaan pangan beras Sawahlunto mencapai 98 kilogram per orang pertahun. Kebutuhan beras Sawahlunto lebih rendah dibandingkan sumbar sebesar 109 kilogram perorangan pertahun,” ujar Hilmed, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan kepada wartawan Kamis lalu didampingi Sekretaris Dinas Heni Purwaningsih diruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Hilmed, mengatakan bahwa petani dianjurkan menanam varietas Padi Gogo dan Padi Gadang Rumpun di Sawahlunto untuk meningkatkan produksi gabah di 2017. Secara regional pagi gadang rumpun telah dilakukan disertifikasi sebagai varietas unggul lokal.
“Padi gadang rumpun menjadi acuan dan ekon kota wisata, sehingga setiap restoran yang ada di Sawahlunto akan memperkenalkan padi gadang rumpun. Maka untuk memperluas areal tanam pada dagang rumpun telah ditanam 75 ha sawah dengan 25 kilogram per hektare,” katanya.
Ia menyebutkan bahwa produksi beras Sawahlunto 9.500 ton pertahun dan konsumsi masyarakat Sawahlunto sebesar 6.900 pertahun. Surplus beras Sawahlunto mencapai 2.600 ton pertahun. “Konsumsi beras masyarakat Sawahlunto lebih sedikit dibandingkan dengan kota lain. Sebab, masyarakat Sawahlunto telah banyak mengkonsumsi produk olahan,” tuturnya.
Sementara itu, Petani Dianjurkan Bertanam Padi Gogo dan Gadang Rumpun petani untuk menanam varietas padi gogo (padi ladang) dan Padi Gadang Rumpun yang bisa bertahan dengan kekurangan air.
“Alternatif akan sulit meningkatkan produksi gabah petani. Curah hujan tinggi sangat diperlukan untuk meningkatkan produktifitas tanam karena sebagian besar sawah tadah hujan. Hanya bagian kecil yang bisa ditanam dengan pengairan sistem irigasi. Itu pun bukan irigasi teknis dan skala kecil,” tambahnya.
Heni Purwaningsih Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan menambahkan bahwa curah hujan rendah dan kemarau cukup lama di 2016, produksi padi daerah Sawahlunto turun hingga 5 persen di 2016 lalu. Meski begitu, produktifitas naik 5,042 ton per hektar. Sedangkan di 2017, target tanam padi 3.538 hektar dan target panen 2.549 ton per hektar.
“Kajian rencana menggunakan kincir tenaga surya. Kalau pengairan dengan mesin pompa tidak dapat diandalkan jangka waktu lama, karena semakin besar menyerap biaya untuk bahan bakar. Saat ini saja, kondisi sawah pertanian 918 hektar sawah tadah hujan dan 762 hektar dengan irigasi,” katanya.
Ia menyebutkan bahwa pada peringatan hari Pangan Se Dunia pada Jumat, 29 September-1 Oktober 2017 dan akan mendatangkan petani 200 orang perhari. Peringatan Hari Pangan Se Dunia akan di ikuti 19 Kabupaten/kota Se Sumatera Barat.
“Penyelenggaraan peringatan Hari Pangan se Dunia Sawahlunto sebagai tempat penyenggara. Panitia kegiatan penyelenggara ketahanan pangan Provinsi di buka oleh gubernur pada Jumat (29/9). Kegiatan tersebut akan memberikan penghargaan Adikarya Pangan Nusantara. Kategori Pembina Ketahanan Pangan. Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan yang di terima kelompok wanita tani, Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan, kelompok industri pengolaham pangan,”ujar H.Hilmed.
(Laporan : Yusianto)