MANATIKA, ‘TAEKWONDO’ TRADISIONAL TTU YANG KIAN PUNAH

KEFAMENANU, POROS NUSANTARA – Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) umumnya memiliki tradisi budaya yang sangat banyak baik tarian, tenun ikat, lagu daerah dan tak kalah menariknya atrasi budaya olahraga tradisional. Dari 22 kabupaten/kota di NTT, kebanyak orang belum mengenal sebuah olahraga tradisional yang selama ini mengakar di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Dalam rangka perayaan HUT ke-95 Kota Kefamenanu, Ibu kota Kabupaten TTU, warga TTU dihibur dengan hiburan Manatika.

TAEKWONDO.1Manatika adalah kesenian adu tendangan yang dilakukan oleh dua orang laki-laki dewasa dengan posisi saling membelakangi seperti halnya olahraga taekwondo. Manatika adalah suatu olahraga tradisional Atoni Meto di TTU. Sepintas Manatika menyerupai olahraga taekwondo, tetapi bedanya, Manatika hanya menggunakan kaki saja. Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten TTU. Yohanes Sanak, kepada wartawan di Kefamenanu, Rabu (20/9/2017) menjelaskan, olahraga Manatika ini bukan tinju ataupun gulat tapi olahraga “taekwondo” tradisional karena menggunakan gerakan kaki. Jika olahraga gulat mengandalkan banting dan tinju menggunakan tangan.

Olahraga Manatika tradisi Atoni Meto ini tidak semuanya di wilayah TTU dan hanya sebagian saja dan ada juga dilakukan warga di wilayah Ambenu, Timor Leste. Selama ini digeluti kaum pria umumnya dan biasa dilakonkan setelah penguburan orang mati, juga saat pembuatan rumah adat dan pasca panen. Atraksi Manatika ini dilaksanakan sebagai ungkapan kegembiraan terhadap hasil yang dicapai. Menurut Sanak, untuk orang mati biasanya diarak ke liang pemakaman. Saat itu warga saling dorong mendorong sebagai ekspresi bahwa yang meninggal akan pergi ke tempat yang lebih baik. Setelah upacara penguburan selesai, biasanya digelar atraksi ini yang sudah dijalankan selama puluhan tahun belakangan. Walau diakuinya, grafik kegiatannya, menurun dan bahkan hampir punah, maka dalam beberapa tahun belakangan ini melalui Dinas Pariwisata TTU, dilestarikan tradisi yang hampir punah ini. “sekarang ini, dalam kurun waktu lima tahun lalu, kita cari kelompok pemuda untuk Manatika hampir tidak ada. Hanya orangtua yang masih geluti atraksi Manatika ini.

BACA JUGA  Terkait Dana DAD : Desa Sadabumi Layak Jadi Percontohan

TAEKWONDO.2Setelah kita Festivalkan ternyata minat orang muda makin banyak. Kita harapkan peserta pertandingan kedepan yang muda-muda saja jangan yang tua-tua. Kalau kurang orang muda maka yang tua juga juga kita libatkan untuk memeriahkan festival,” jelas Yohanes. Menurutnya, kegiatan Manatika ini digelar saat kegiatan HUT Kota Kefamenanu ataupun memeriahkan. even lain misalnya ada turis berkunjung. Hal ini karena keterbatasan fasilitas penunjang. Kita biasanya ambil beberapa pasangan untuk atraksi, untuk tunjukan bahwa ada olahraga tradisional di Timor khususnya di TTU. Setiap even harus separuh orang muda biar bisa dilestarikan kedepannya,” tambah Yohanes. Ditanya soal pelestarian budaya ini dengan membentuk semacam sanggar, Yohanes sependapat. Menurutnya, saat ini sudah ada Sanggar Tanake untuk mewariskan budaya tradisional tetapi secara non formil sudah berjalan tapi formil sanggar belum jalan. Pemerintah berencana tahun 2018 nanti ada kegiatan yang difasilitasi atau dukungan terhadap tradisi Atoni Meto untuk memotivasi kaum muda untuk digeluti. “Harapan kita sanggar jangan dibentuk pemerintah tetapi kita fasilitasi masyarakat yang bangun sehingga mereka yang tahu gerak langkah. Kita sudah coba jalan dan tahun 2018 kita akan fasilitasi karena untuk dukung kegiatan seperti ini ada mekanisme penganggarannya dan sekarang baru dibahas,” jelasnya.

BACA JUGA  Komandan Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Asahan Tinjau Langsung Vaksin Booster Prajurit

Untuk diketahui, olahraga tradisional Manatika ini diperankan oleh dua orang pria degan kaki kosong tanpa mengenakan baju. Kedua pemain itu mengenakan kain Bete (kain tradisional) lalku dihikal atau dilipat ke belakang. Kedua orang yang berlaga tersebut beratraksi layaknya atlet taekwondo sesungguhnya. Saat ini, tidak banyak orang muda yang menggeluti olahraga tersebut. Oleh karena itu, kegiatan festival ini bertujuan untuk merangsang kaum muda guna turut melestarikan seni budaya warisan leluhurnya. Selain itu, kegiatan Manatika bertujuan untuk memeriahkan HUT Kota Kefamenanu yang rutin dilaksanakan setiap tahun, yakni selama lebih dari sepekan yakni pada 12-22 September 2017. Kegiatan Manatika ini sudah lima tahun berturut-turut digelar. Kegiatan ini sangat menghibur warga TTU dan pada saat pertandingan penonton membludak sehingga diharapkan kegiatan ini terus digelar setiap tahunnya.

BACA JUGA  Segera Rampung, Terminal VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Siap Terima Tamu KTT G20

(Laporan : Erni Amperawati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *