KEFAMENANU, POROS NUSANTARA – Permasalahan trafficking atau Perdagangan manusia seakan tidak pernah sirna, ibarat gunung es . Demikian yang terjadi di Kefamenanu kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Hal ini di sampaikan oleh Christina Muki, Ketua PKK Kabupaten TTU ketika berbincang dengan awak media di kediamannya di Rumah Jabatan Bupati TTU, Kamis (21/9) .
Istri dari Ray Fernandes Bupati TTU ini mengatakan, trafficking atau Perdagangan manusia di kefamenanu masih belum terselesaikan dengan baik walaupun sudah di lakukan pendekatan secara persuasif kepada masyarakat maupun remaja putri. maraknya perdagangan manusia yang mengakibatkan banyaknya korban trafficking di luar negeri. Hal ini sangat memprihatinkan dan menyedihkan. Oleh sebab itu, beberapa kegiatan pelatihan dan sosialisasi serta upaya senantiasa di lakukan oleh PKK maupun dinas terkait agar bisa merubah pola pikir masyarakat dan remaja putri sehingga tidak mudah terpengaruh oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab.
Lebih lanjut Christina Muki menyampaikan bahwa masih banyak kaum perempuan yang menjadi korban trafficking di karenakan masih rendahnya SDM. ” saya mengajak dan mendorong serta memotivasi kaum perempuan di Kota Kefa ini agar bekerja di daerah sendiri dengan ketrampilan dan keahlian yang telah di ajarkan dan di miliki sehingga tidak perlu bekerja di luar negeri. ” kata Christina. Lebih lanjut, Christina mengatakan, Banyaknya potensi di kefa yang seharusnya di kembangkan dan di lestarikan, seperti tenun ikat yang sekarang cukup diminati oleh wisatawan, juga ini bisa menambah dan meningkatkan ekonomi masyarakat di Kota Kefamenanu sendiri. PKK bekerjasama dengan Disnakertrans, sedang berupaya melakukan pelatihan ketrampilan menjahit dan tata boga kepada kaum perempuan di Kota Kefamenanu agar nantinya ilmu yang di berikan bisa di terapkan dalam kehidupan sehari – hari dan juga bisa menambah penghasilan sehingga tidak perlu lagi bekerja di luar negeri. hal ini bisa menjadi suatu solusi dalam mengurangi permasalahan trafficking atau Perdagangan manusia yang masih marak terjadi di kabupaten Timor Tengah Utara .
(Laporan : Winda)