Singkawang sebagai Kota Layak Anak Harus Kedepankan Moralitas Dan Perlindungan Hukum Yang Tegas
Porosnusantara co.id – Singkawang, Kalbar (jumat 15/11/2024). Dalam menghadapi peningkatan kasus asusila terhadap Anak di bawah umur di kota Singkawang maka perlu penegakan hukum yang tegas serta moralitas yang kuat menjadi landasan yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan masa depan anak-anak dalam berbangsa dan negara. Karena pengalaman kami sebagai pendamping hukum korban kekerasan dan kasus cabul terhadap anak di bawah umur mengungkapkan keprihatinan mendalam atas kurangnya perhatian dari masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, pemerintah, dan DPRD terhadap anak-anak yang berhadapan dengan hukum. Ketidakpedulian ini menambah kekhawatiran akan terbiasanya masyarakat terhadap kasus-kasus ABH yang seharusnya ditanggapi dengan empati dan kepedulian tinggi.
Dalam konferensi pers Roby Sanjaya, SH selaku Ketua LBH RAKYAT KHATULISTIWA dihadapan awak media menuturkan bahwa dukungan moral dan keterlibatan dari masyarakat masih sangat rendah sehingga menyebabkan anak-anak sering kali terjebak dalam situasi ini merasa terpinggirkan. Lingkungan yang kurang memberi perhatian membuat mereka kehilangan panduan dan dukungan moral yang seharusnya membina dan melindungi mereka. Situasi ini sangat berisiko bagi anak-anak, yang rentan mengalami trauma mendalam atau bahkan berisiko mengulangi pelanggaran hukum akibat kurangnya dukungan nyata dari masyarakat. Tegasnya
Menurut Robby demikian sapaan akrabnya ada 3 indikator dampak dari Kurangnya Kepedulian pemerintah dan masyarakat terhadap Kasus Anak Berhadapan Dengan Hukum (ABH) seperti:
1. Peningkatan Kasus ABH: Tanpa dukungan moral dan kepedulian dari berbagai pihak, jumlah kasus ABH di Singkawang terus meningkat. Anak-anak semakin rentan terlibat dalam tindakan pelanggaran hukum, baik sebagai pelaku maupun korban.