Porosnusantara.co.id| Jakarta – Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan layak mendapatkan apresiasi atas respon cepat dan tanggapnya dalam menghadapi krisis yang melanda PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Langkah sigap Wamenaker yang turun langsung ke lapangan mencerminkan prinsip “Leadership in Crisis,” di mana seorang pemimpin tidak hanya berdiam diri di balik meja, melainkan hadir untuk memberikan dukungan nyata kepada para pekerja yang menghadapi ketidakpastian. (9/1/2024)
Dalam situasi seperti ini, teori Situational Leadership dari Paul Hersey dan Ken Blanchard sangat relevan, karena mengajarkan bahwa pemimpin harus mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Kehadiran Wamen di pabrik Sritex membawa ketenangan bagi para karyawan, sekaligus menunjukkan bahwa pemerintah siap mengambil langkah konkret untuk memastikan hak-hak pekerja terlindungi dengan baik.
Lebih jauh lagi, inisiatif Wamenaker yang mengedepankan dialog dengan manajemen perusahaan dan perwakilan karyawan menunjukkan implementasi dari teori Employee Engagement, yang menekankan pentingnya partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan. Ketika seorang pemimpin mau mendengarkan aspirasi dan kekhawatiran karyawan, hal tersebut tidak hanya membangun kepercayaan, tetapi juga meningkatkan semangat dan loyalitas tenaga kerja. Sebagaimana dikatakan oleh Douglas McGregor dalam Theory Y, manusia pada dasarnya ingin berkontribusi dan merasa dihargai dalam pekerjaannya.
Pendekatan Wamen yang responsif dan empatik ini menjadi contoh bagaimana kepemimpinan yang melibatkan dan memahami bisa membantu meredakan kekhawatiran di tengah situasi krisis, sekaligus membuka jalan bagi solusi yang lebih berkelanjutan bagi perusahaan dan para pekerjanya.