Pemilik Hak Ulayat Angkat Bicara Terkait Isu Penutupan Tambang Emas waserawi

Porosnusantara.co.id ||  Dengan adanya Isu penutupan kegiatan penambangan Emas di Waserawi, Warmumi, Waramui, Kali Suci, Manyambow dan sekitarnya. Mewakili seluruh warga masyarakat pemilik hak ulayat yang ada di wilayah pertambangan Emas Waserawi dan sekitarnya,

Seblom Mandacan keberatan, dan menyampaikan, jika Pemerintah menutup kegiatan tambang yang ada, sama halnya Pemerintah menutup mata pencaharian dan pendapatan kami yang selama ini kami dapatkan dari hasil alam yang diberikan Tuhan bagi kami ditanah kami sendiri.
“Perlu diketahui, bahwa kami bisa merasakan hidup lebih baik dengan adanya berkat yang kami dapatkan dari hasil alam yang ada ditanah kami yaitu emas. sehingga dari hasil itu bisa memenuhi kebutuhan hidup kami sehari-hari, bisa menyekolahkan anak- anak kami dan juga bisa merasakan hidup yang layak seperti kehidupan orang lain di Luaran sana,” Ungkap Seblom Mandacan Dikediamannya yang ada. di kampung Mantet, Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Jum’at, (15/04/2022).

BACA JUGA  KEBERSAMAAN DALAM KEPEDULIAN TERHADAP SESAMA MANUSIA

Ditempat yang sama, Yakoba Mandacan Menyampaikan, jika Pemerintah tidak memberi ruang bagi kami untuk bekerja mengelola hasil alam yang ada ditanah kami sendiri, kami berharap agar Pemerintah bersedia untuk bertanggung jawab atas kebutuhan hidup masyarakan diwilayah Waserawi dan sekitarnya dengan menyantuni biaya hidup dan kebutuhan lainnya seperti biaya sekolah dan banyak kebutuhan lainnya sebesar 250 juta per-bulan kepada setiap pemegang hak ulayat yang akan terdampak penghentian pekerjaan di tambang emas milik kami.” Harap Yakoba.

BACA JUGA  Pemerintah Dorong Pengembangan Riset Industri Hulu dan Hilir Komoditas Perkebunan Nasional

Singkat Melianus mandacan selaku pemilik hak ulayat juga menyampaikan, bahwa kami ingin menjadi tuan di negeri kami sendiri, dengan adanya Isu penghentian kegiatan penambangan emas yang ada, Sama halnya pemerintah menutup sumber kehidupan kami, dan kami tidak ingin menjadi “Tikus mati dilumbung padi,” kata Melianus.
Seblom Mandacan juga Menambahkan, Bagi siapapun selama ini yang yang berbicara di Media massa baik media elektronik, koran dan Media Online yang berupaya menghentikan tambang sehingga muncul isu tindakan Pemerintah menutup jalan hidup kami, kalian harus sadar bahwa kami bukan mencuri, kami bekerja untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak ditanah kami sendiri, sebaiknya kalian mendorong Pemerintah agar memberi solusi dan mengajarkan kami agar kami bisa mengetahui aturan supaya kami bisa bekerja dengan benar, baik dan aman.vritaan masaalah Kecelakaan yang mengakibatkan 18 orang meninggal, hal itu murni kecelakaan di jalan raya, jangan dikait-kaitkan dengan kegiatan tambang yang kami miliki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *