Ilal Ferhard : Hormati Putusan Yasona, Kubu KLB Partai Demokrat Bakal Tempuh Penyelesaian di PTUN

Porosnusantara.co.id. Jakarta, (31/03) – Ilal Ferhard, SH, selaku Jubir DPP Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa dibawah tambuk kepemimpinan Bpk. Dr. Moeldoko menyampaikan bahwa DPP Partai Demokrat pimpinan Bapak Moeldoko menghormati keputusan yang diambil oleh Pemerintah terkait kepengurusan Partai Demokrat.

Demikian pernyataan resmi singkat dirilis kembali pewarta pasca keputusan Kemenkumham Yasona dan Mensikapi situasi terakhir sejauh ini, Jakarta. Kamis (01/04)

BACA JUGA  Setelah Vaksin Anak Di Kembangan, Lions Club Berlanjut Ke Vaksin Booster

Lanjut Ilal Ferhard mengatakan bahwa Hal ini membuktikan bahwa tidak ada sama sekali intervensi pemerintah dalam persoalan internal Partai Demokrat.

“Terkait hal ini, juga membuktikan bahwa Bapak Moeldoko telah difitnah oleh SBY dan AHY yang menuduh pemerintah berada di belakang Bapak Moeldoko,” timpalnya.

Lantaran hal itu, kemukanya menyerukan seraya menghimbau sebaiknya marilah kita menggunakan cara politik yang cerdas, bersih dan santun, bukan cara cara liar dan menebar kebohongan dan fitnah kepada masyarakat, ujarnya meneruskan penjelasannya lebih jauh.

BACA JUGA  Pedoman Zakat Fitrah Ditetapkan

Di samping itu, Ungkap Jubir DPP Partai Demokrat dibawah kepemimpinan Moeldoko menyampaikan bahwa dengan demikian juga adanya issue miring yang dikembangkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang menuduh Bapak Moeldoko mau mengkudeta beberapa partai politik lainnya, merupakan fitnah kejam yang sama sekali tidak benar.

BACA JUGA  Kembangkan Belitung Menjadi Destinasi Wisata Unggulan

“Bahkan, telah dibantah langsung oleh pimpinan pimpinan partai bahwa tuduhan itu tidak benar,” paparnya.

Lebih lanjut, Ilal mengatakan bahwa kader kader senior Partai Demokrat mendatangi, meminta, dan meminang Bapak Moeldoko untuk membenahi Partai Demokrat yang telah bergeser menjadi partai yang tidak lagi Demokratis.

“Dari terbuka menjadi tertutup, dari kedaulatan rakyat (meritokrasi) menjadi kedaulatan tirani dan keluargais (Cikeastokrasi),” sindirnya menimpali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *