Menurut Yohanes, untuk teknologi jarwo mengikuti 7 komponen penerapan teknologi yaitu Penggunaan varietas unggul, pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit, pengolahan tanah, penanaman jajar legowo, pemberian bahan organik, pengairan yang baik , panen dan pasca panen.
varietas padi yang ditanam untuk teknologi jarwo tergantung permintaan petani, sehingga antara satu daerah dengan daerah lain berbeda. Untuk Kabupaten Manggarai Timur, khususnya di Desa Sita telah menggunakan system tanam jarwo 4.1 varietas Ciherang.
“Selain hasil panen meningkat, tanaman padi dengan teknologi jarwo juga terhindar dari wereng. Bahkan meskipun beberapa waktu lalu wilayah sini tanaman padi yang tidak dengan jarwo diserang hama cokelat, tapi padi teknologi jarwo aman,” terangnya.
Ketua Poktan Mekar Ajo Sun Pangkul mengatakan sejak 2015 Poktan Mekar Ajo menerapkan teknologi jarwo super di lahan seluas 5 ha mampu menghasilkan 10,240 ton atau meningkat sekitar 4-5 ton dibanding hasil panen padi dengan cara biasa.
“Saya menanam padi dengan teknologi jarwo super diajari oleh penyuluh dan pendamping dari BPP Rana Mese. Hasil panennya naik 30-40 persen dibanding panen sebelum jarwo super.,” bebernya.
Sementara itu, Bupati Agas Andreas mengatakan, petani harus naik kelas atau tidak lagi hanya mengandalkan otot.
Melalui mekanisasi dan penerapan teknologi di bidang pertanian, maka diharapkan kesejahteraan petani meningkat. Termasuk teknologi budidaya padi berbasis cara tanam jajar legowo di Desa Sita Kec. Rana Mese Kabupaten Manggarai Timur ini.
“Sudah ada bukti bahwa teknologi jarwo hasilnya bagus,, produktifitas nya meningkat tajam dan tidak terserang hama, Sehingga hasil akhirnya petani tersenyum,” ucapnya.