Daerah  

Demi Keberlangsungan Pakan Ternak Di Musim Kemarau, BBPP Kupang Olah Jerami Jadi Pakan Ternak Fermentasi

Kupang ( NTT) Porosnusantara.co.id – Awal musim kemarau mulai terasa dibeberapa daerah di Indonesia ditandai dengan mulai berkurangnya jumlah hijauan pakan ternak dilingkungan.

Kondisi ini semakin diperparah dengan merebaknya wabah covid-19 yang hingga saat ini belum dapat ditangani secara maksimal.

Situasi ini menuntut Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang sebagai salah satu Balai Pelatihan Peternakan di Indonesia untuk tetap menjaga produktifitas ternak yang ada di lingkungan Balai salah satunya dengan cara menjaga ketersediaan pakan yang memadai bagi ternak.

BACA JUGA  Andi Syarif-Yusnita Lakukan Tes Kesehatan dan Kejiwaan di Rumkit Bhayangkara Polda Pontianak

Selain dilingkungan Balai sendiri, suplai pakan ternak juga dibutuhkan oleh beberapa stakeholder yang telah mempercayakan BBPP Kupang sebagai penyedia pakan berkualitas bagi ternak sapi.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam setiap kesempatan menegaskan petani dan penyuluh adalah pahlawan. Garda terdepan di sektor pertanian yang menjadi harapan, tulang punggung dalam upaya Pemerintah menanggulangi Covid-19.

BACA JUGA  Pelayanan Dan Pemgaduan, SPKT Pelayanan Publik Di Mako Polsek Balaraja

Dikatakan SYL, Dalam
situasi saat ini, spirit keluarga besar Kementan dan semua pelaku pembangunan pertanian termotivasi bekerja maksimal mendampingi petani.

“Memang corona ini membuat ekonomi menurun, tapi harus diperhatikan salah satu lapangan kerja yang harus tetap berproduksi adalah bidang pertanian untuk menjamin ketersedian pangan di seluruh wilayah Indonesia “tegasnya.

BACA JUGA  DPW MOI NTT Terbentuk, Ketum Minta Pengurus Kerja Sesuai Aturan dan Mekanisme Organisasi

Kepala badan penyuluhan dan pengembangan SDM Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi, dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa masalah pangan adalah masalah yang sangat utama yang menentukan keberlangsungan hidup suatu bangsa.

“Kami sangat berterima kasih kepada petani karena tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen, dan ini membuktikan bahwa pertanian tidak pernah berhenti di tengan wabah covid-19,” ungkap Dedi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *