Luncurkan Informatorium Obat COVlD-19, Dokter Paru: BPOM Bergerak Aktif Mengambil Peran Atasi Wabah

  • Bagikan

Jakarta. Porosnusantara.co.is – Baru-baru ini Badan POM luncurkan Informatorium Obat COVID-19 yang dilakukan saat focus group discussion virtual bersama 170 orang peserta yang berasal dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVlD-19.

Informatorium ini merupakan kumpulan referensi berbagai obat yang telah dilakukan uji klinis untuk terapi korona di berbagai negara seperti RRT, Jepang, Singapura, dan Amerika yang bisa dijadikan referensi utama oleh berbagai rumah sakit rujukan.

Langkah Badan POM ini diapresiasi oleh pengurus pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Eva Sri Diana. Menurutnya, Badan POM sigap dalam merespon wabah yang terjadi di Indonesia dan cukup aktif dalam membantu penanganan wabah corona.

”Informasi yang terkandung di dalam informatorium tersebut disusun berdasarkan manajemen terapi yang dipublikasikan oleh PDPI, termasuk pedoman global dari WHO. Saya kira Badan POM telah bergerak aktif mengambil peran sesuai harapan,” tuturnya saat dihubungi di Jakarta (21/4).

Meski demikian, tutur dokter yang juga anggota Satgas COVlD-19 PDPI ini, karena obatnya belum ada, maka baik Badan POM maupun asosiasi kedokteran akan terus berkejaran dengan wabah ini. Apalagi protokol penanganannya bisa berubah setiap saat.

”Misalnya, dulu chloroquine tidak digunakan untuk pengobatan korona, namun setelah itu digunakan untuk terapi kasus-kasus berat. Kemudian berubah lagi, bahwa bisa digunakan untuk kasus ringan. Perubahan-perubahan ini disebabkan karena kita tidak memiliki obat-obat yang sesuai standard WHO.”

Eva juga meyakini bahwa Badan POM akan terus memperbaharui informatorium tersebut jika nantinya ada rekomendasi atau perubahan manajemen terapi dari PDPI.

”Saya juga menaruh harapan agar Badan POM terus mendorong pemerintah untuk menjamin ketersediaan obat-obatan untuk COVlD-19 ini karena di lapangan sangat Iangka dan bahkan kosong. Percuma juga informatorium ini dibuat namun obatnya sendiri tidak ada,” tutur tenaga medis yang juga anggota lkatan Dokter Indonesia (lDl) tersebut.

Langkah Badan POM menerbitkan Informatorium Covid 19 juga mendapat apresiasi dari daerah. Pengurus Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit Indonesia (HISFARSI) Jawa Timur Ari Kurnianingsih berpendapat bahwa di negara lain juga memiliki panduan secara detil mengenai penanganan wabah korona di negaranya masing-masing.

”Jadi apa yang diterbitkan Badan POM ini bisa dijadikan sumber referensi apabila ada kondisi yang perlu dicermati lagi. Sebelumnya kita menggunakan referensi luar negeri dan jurnal ilmiah,” ungkapnya.

Pengurus lkatan Apoteker Indonesia (|Al) Banyuwangi tersebut juga berharap agar Badan POM bisa membantu memastikan ketersediaan obat di pasaran sehingga angka kematian (case fatality rate) di Indonesia bisa ditekan.

“Badan POM perlu menginisiasi berbagai inovasi untuk distribusi obat berbasis daring agar masyarakat di berbagai daerah bisa merasakan manfaatnya.”

(Tyo*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *