Menkop dan UKM : ISMI Harus Lihat Komoditas Produk Unggulan di Daerah

  • Bagikan

Porosnusantara.co.id, Serang – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak Ikatan Saudagar Muslim Se-Indonesia (ISMI) bekerja sama untuk mewujudkan UMKM naik kelas. Program ini sangat perlu untuk mendorong tranformasi struktur ekonomi nasional agar lebih sehat dan berkeadilan.

Struktur perekonomian nasional yang saat ini berbentuk piramid, didominasi oleh usaha mikro dengan jumlah mencapai 60 juta unit. Adapun kontribusinya terhadap PDB hanya 60 persen. Berbanding terbalik dengan usaha besar yang jumlahnya hanya 5.500 unit namun kontribusi terhadap PDB mencapai 40 persen.

“Kita sama-sama mendukung dan mendorong perubahan struktur ekonomi yang lebih berkeadilan agar tidak dikuasai segelintir orang. Kita harus kerja keras mewujudkan UMKM naik kelas,” kata Teten dalam HUT ke-7 sekaligus membuka Rakornas ISMI  2019 di Serang, Jumat, (13/12). Hadir Wakil Ketua Umum ISMI Muhammad Suaidi.

Menteri mengatakan program UMKM naik kelas ini dilaksanakan dengan pendekatan klaster, komunitas. Karena itu sangat tepat jika ISMI terlibat dalam mendukung strategi UMKM naik kelas.

Teten menegaskan jika 10 persen saja UMKM naik kelas, dampaknya terhadap perubahan struktur ekonomi nasional sangat siginifikan.

“Jika 10 persen dari 60 ribu lebih usaha menengah menjadi usaha besar, berarti ada 6.000 usaha menengah yang harus naik kelas. Dari 10 persen usaha kecil yang jumlahnya lebih dari 700 ribu unit, berarti ada 70 ribu usaha kecil yang akan naik kelas menjadi usaha menengah. Mari kita sama-sama mencari usaha itu,” kata Teten.

Ditegaskan, jika tidak terjadi UMKM naik kelas, usaha mikro yang umumnya merupakan usaha informal akan semakin besar jumlahnya. Persaingan di antara usaha mikro semakin tajam.

Ia mengajak ISMI melihat peluang usaha dari komoditas produk unggulan di setiap daerah. Dikatakan, berbagai produk ekspor Indonesia yang dulu menjadi unggulan namun kini menurun tajam seperti sepatu, tekstil seiring terjadinya sunset industry. Karena itu harus ada produk unggulan domestik yang harus digali dan dapat diolah dengan baik.

Produk unggulan yang bisa ditingkatkan salah satunya produk kelautan dan perikanan,  seperti komoditas rumput laut dan udang. Teten mengemukakan pengelolaan tambak udang rakyat dapat meningkat produksi udang secara nasional. Ditargetkan perluasan tambak udang hingga 350 ribu hektar di 17 lokasi di seluruh Indonesia dapat meningkatkan ekspor udang. Ia menyebut India yang merupakan eksportir udang terbesar dunia juga mengembangkan tambak udang rakyat.

Produk unggulan lainnnya adalah holtikultura, home decor, halal food, muslim fashion.

“Pembiayaan relatif mudah, ada KUR ada dana bergulir LPDB. BRI sudah diminta untuk mengalokasikan kreditnya 80 persen untuk UMKM. Dengan model bisnis yang kita kenalkan, ada komoditas unggulannya dan ada off taker, BRI mau membiayai,” kata Teten.

Ia menegaskan dalam mencapai UMKM naik kelas tidak saja mendorong pada akses pembiayaan murah, tetapi UMKM masuk suply chain bahkan global value chain.

Ekspor UKM Indonesia masih rendah hanya 14 persen, jauh dari negara lain seperti ekspor UKM Vietnam 17 persen, Korea 60 persen, Jepang 55 persen, China 70 persen. (Mr)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *