Poros Nusantara – Perdebatan terkait dampak dari revolusi teknologi digital seakan tidak ada habisnya untuk diperbincangkan. Salah satu vontohnya adalah teknologi kecerdasan buatan ( Artificial Inteligennce), yang memungkinkan mesin dalam bentuk robot humanoid untuk dapat bekerja, belajar, dan berinteraksi secara otomatis dengan medin dan robot lainnya maupun manusia. Perkembangan teknologi akam berdampak besar bukan hanya terhadap perekonomian saja, tetapi juga kehidupan sosial, etika dan serta formulasi kebijakan.
Srlain dihadiri oleh pakar tekhnologi dan ekonomi terkemuka secara internasional, acara kali ini juga menampilkan teknologi kecerdasan buatan dengan mengundang Sophia atau yang populer dijuluki ” Robot paling cerdas” sebagai salah satu pembicara utama.
Pcmbahas dalam sesi ini adalah Wotjek Krok, Partner dari McKinsey yang menjelaskan bngaimana perkembangan teknologi ialah mcngubah model industri dan bisnis dalam praktik usahn. Lalu lmron Zuhri, dari Dattabot Indonesia menjelaskan mengcnai aplikasi Big Data, Blockchain, dan kecerdasan bualan di negara-ncgara berkembang. Pembahas terakhir adalah Jake Lucchi, chala Konlen dan kecerdasan Buamn dari Google Asia Pacific.
Selanjutnya pads sesi kedua, Profesional ekonomi Universitas Geneva, Swiss, Richard Baldwin membahas dampak revolusi yang sedang akan terjadi terhadap perekonomian global, dalam bagaimnna investasi dan perdagangan internasional turut berevolusi. Peradapan saat ini mmenyoroti pancarwulan dampak revolusi teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi, pekerjaan dan aspek sodial- ekonomi lainnya seperti ketimpangan pendapatan.
Selain berdampak perekonomian teknologl yang semakin terintegritasi dengan kehidupan manusia memunculkan perdebatan mengenai kecamaan dan privasi individu. Beberapa kejadian Seperti skandal Cambidge Analytica dan pencurian digital pada platform mata uang digital (cryptocurrency) mcningkatkan kesadaran akan ancaman dari penggunaan teknologi.