PLTA Poso Peaker 515 MW Siap Beroperasi Dukung Jaringan Transmisi Trans-Sulawesi

  • Bagikan

Porosnusantara.co.id – Pemerintah terus mendorong pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Peaker 515 MW secara menyeluruh pada akhir tahun 2019 sebagai upaya percepatan pembangunan jaringan transmisi Trans-Sulawesi sebagaimana target dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2019-2028.

“Tolong target SLO dan COD PLTA Poso Peaker ini sesuai rencana. Pemerintah berharap ini bagian dari upaya kepastian memenuhi target pembangunan jaringan transmisi Trans-Sulawesi,” tutur Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), F.X Sutijastoto saat melakukan tinjauan langsung ke PLTA Poso Peaker hari ini (Selasa, 30/7).

PLTA Independent Power Producers (IPP) yang dikembangkan oleh PT. Poso Energy ini merupakan gabungan dari PLTA Poso eksisting dengan kapasitas 3×65 MW yang telah beroperasi sejak tahun 2012, PLTA Poso Extension tahap 1 dengan kapasitas 4×30 MW dan PLTA Poso Extension tahap 2 dengan kapasitas 4×50 MW. Ketiga pembangkit tersebut direncanakan sebagai pembangkit peaker dengan total kapasitas 515 MW. Pembangkit peaker ini akan dioperasikan selama waktu beban puncak yaitu pukul 17.00 s.d 22.00, dengan Exclusive Commited Energy sebesar 1.669 GWh per tahun.

Pembangkit PLTA Poso 515 MW akan digunakan sebagai pembangkit Peaker karena pembangkit ini berjalan saat permintaan listrik sedang tinggi. Hal tersebut didukung oleh beberapa faktor, antara lain:

–     live storage cukup besar yaitu Danau Poso;

–     regulating dam yang bisa mengatur debit keluaran tampungan Danau Poso;

–     mampu beroperasi dengan kapasitas penuh pada jam puncak sepanjang tahun;

–     jaringan transmisi sudah terhubung di Sulawesi Selatan, Tengah, dan Barat;

–     mampu start-stop dengan cepat (sinkronisasi kurang dari 15 menit);

–     mampu merespon perubahan beban dengan cepat sehingga memperbaiki kualitas listrik pada sistem jaringan.

PLTA Poso Stage 1 (4×30 MW) ditargetkan COD pada September 2019 untuk unit 1 dan 2 dan Desember 2019 untuk unit 3 dan 4. Lebih lanjut Dirjen Toto menekankan bahwa kepastian dan percepatan pembangunan jaringan transmisi Trans-Sulawesi dapat sesuai target apabila potensi EBT minimal 2.000 MW di daerah Sulawesi Tengah dapat segera dikembangkan dan disalurkan, kebutuhan listrik untuk industri terutama smelter di Sulawesi Tenggara yang belum terhubung dan kebutuhan listrik yang besar di Sulawesi Utara atau Gorontalo dapat segera dipenuhi, dan realisasi perjanjian suplai tenaga listrik antara PLN dengan pengembang smelter sebesar 2.300 MW. (Red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *