Porosnusantara.co.id – Kau memang hanya manusia biasa. Kau tentu punya kelemahan, dan kau (pasti) juga punya banyak kelebihan.
Kau bersekolah di negeri “kafir” Paman Sam. Kau banyak berinteraksi dengan mereka “kaum kafir”. Namun tak menjadikan kau bagian dari kebanyakan alumni sekolah negeri “kafir” yang cenderung islamophobia. Kau tetap Amien Rais yang lahir dari rahim Muhammadiyah yang proporsional memposisikan Islam dan “kafir”.
Kau berhasil menggerakan aksi menentang kekuasaan otoriter dan bahkan totaliter Orde Baru, di saat orang yang lainnya yang sebayamu diam membisu dan bahkan nyaman menjadi bagian dari kekuasaan yang tiran.
Kau berteriak dengan kencang tentang “suksesi kepemimpinan nasional sebagai keharusan” di kala lainnya diam penuh ketakutan, menghamba dan bahkan menjadi penjilat kekuasaan serta berusaha mempertahankan status quo.
Kaulah manusia “aneh” yang selalu teriak lantang kepada penguasa yang menyimpang. Kau kritisi Soeharto, kau kritisi pemimpin-pemimpin sesudahnya.
Kau memang tak akan pernah membuat nyaman penguasa- penguasa yang lalim dan para komprador di negeri ini.
Kau manusia yang sudah tak punya urat takut, di kala teman sebayaku masih penuh ketakutan. Takut mati, takut tak punya dan dekat dengan kekuasaan, takut miskin.
Kau manusia langka yang rela tidak populer demi prinsip tauhid (politik) yang selama ini kau perjuangkan. Bandingkan sebayaku yang masih terus cari popularitas dan gila hormat dan jabatan.
Kau salah lahir dari rahim Muhammadiyah. Coba kau lahir dari ormas keagamaan lain. Coba kau lahir dari keluarga abangan dan bahkan keluarga PKI sekalipun, kau tak akan pernah di-bully dan dicaci maki secara kasar oleh mereka yang begitu bangga dengan ashobiyahnya.
Sangat memperihatinkan kondisi negara Kita saat ini .Baik di bidang Politik Ekonomi dan Hankamnas. Semoga Negara Kesatuan Republik Indonesia.tidak ter Urai.