Ramadhan dan Lebaran, Pasokan dan Harga Cabai Bawang di Sulawesi Barat Aman Terkendali

  • Bagikan

Porosnusantara.co.id – Memasuki Ramadhan, harga sejumlah bahan pokok khususnya cabai dan bawang di Sulawesi Barat sempat diberitakan naik. Tercatat harga cabai merah keriting Rp 25 ribu kg dan bawang putih Rp 54 ribu per kg.

“Kenaikan harga terjadi karena kurangnya pasokan dari Kabupaten Enrekang dan Pinrang. Beberapa waktu lalu wilayah ini terkena banjir sehingga menghambat masuknya pasokan dan kondisi ini hanya sesaat,” ujar Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil TPH Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat, Ramlia.

Lebih lanjut Ramlia menyampaikan bahwa pada 2 Mei 2019, Wakil Gubernur, Polda, Tim TPID dan dinas terkait bersama Bulog melakukan inspeksi mendadak ke pasar sentral di Kabupaten Mamuju. Kunjungan ini ditindaklanjuti dengan mengadakan operasi pasar pada 3 Mei 2019 dengan menjual berbagai bahan pokok penting termasuk cabai dan bawang yang diprioritaskan untuk masyarakat umum.

Dalam hal ini Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat membeli cabai dan bawang langsung dari petani di Kabupaten Majene dan menjualnya dengan harga subsidi sebesar 30 persen dari harga jual.

Hasil pemantauan Tim Stabilisasi Harga Ditjen Hortikultura bersama dengan petugas dari Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat ke pedagang besar dan pedagang pengecer di beberapa pasar sentral di Kabupaten Mamuju dan Majene menunjukkan harga cabai dan bawang sangat bervariasi dan kenaikannya tidak terlalu tinggi.

Harga bawang putih di kisaran Rp 50 ribu per kg, bawang merah Rp 35 ribu per kg, cabai merah keriting Rp 30 – 40 ribu per kg, cabai merah besar Rp 30 per kg dan cabai rawit merah Rp 18 – 25 ribu per kg. Bervariasinya harga cabai bawang di berbagai pasar tersebut disebabkan ada perbedaan varietas dan ukuran.

Dalam rangka stabilisasi harga cabai dan bawang, Kementan mengadakan Rakor Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) beberapa hari lalu di Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat dengan mengundang petugas PIP dari kabupaten sentra cabai dan bawang yaitu Kabupaten Mamuju, Majene dan Polewali Mandar (Polman). Hasil pertemuan tersebut menunjukkan bahwa harga cabai dan bawang di tiga kabupaten tersebut kenaikannya tidak signifikan.

“Kenaikan harga cabai dan bawang di bulan Ramadhan terbilang masih wajar seiring dengan meningkatnya permintaan. Pedagang memanfaatkan momen tersebut setiap tahun,” ujar petugas PIP Polewali Mandar, Rosdiana.

Lebih lanjut Ramlia menyatakan lonjakan harga ini biasa terjadi setiap tahun saat awal Ramadhan dan akan kembali normal pada pertengahan Ramadhan, kemudian akan meningkat kembali pada H-3 sampai H+3 Idul Fitri.

Kepala Seksi Produksi TPH Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat, Sufri beberapa waktu lalu sebelum Ramadhan melakukan pemantauan langsung di lapangan dan hasilnya menunjukkan bahwa persediaan cukup.

“Pasokan cabai dan bawang aman hingga lebaran dan kemungkinan harga bisa naik lagi, tapi masih terjangkau oleh masyarakat seperti sekarang ini,” jelas Sufri.

Hakim, petani cabai rawit merah sekaligus pedagang besar di Majene menyatakan, “Harga dan pasokan cabai rawit merah dipastikan normal sampai lebaran karena masih akan ada panen sampai menjelang lebaran.”

Dirinya membeli cabai rawit merah dari petani di Majene untuk dipasok ke beberapa pasar di Sulawesi Barat dan Makassar. Setiap minggu bisa memasok 10 ton dengan tujuan Makassar, bahkan hingga ke Kalimantan dan Jakarta sesuai permintaan.

“Dalam satu minggu, rata – rata dapat mengirim tiga kali, dengan satu kali pengiriman sebanyak 1 – 3 ton. Pangsa pasar terbesar cabai rawit merah adalah pasar di luar Sulawesi Barat, sedangkan pangsa pasar terbesar cabai merah keriting adalah pasar di Majene,” papar Hakim.

Kepala Bidang Hortikultura Kabupaten Majene, Samrud menjelaskan bahwa saat ini harga cabai rawit merah di tingkat petani mencapai Rp 20 ribu per kg. Harga di tingkat pedagang pengumpul Rp 22 ribu per kg dan harga di tingkat pedagang pengecer ada di kisaran Rp 25 – 27 ribu per kg.

“BEP cabai rawit merah sekitar Rp 13 ribu per kg dan varietas yang banyak ditanam petani adalah varietas cakra, rajawali dan dewata,” jelas Samrud.

Samrud menerangkan, di Pelabuhan Majene, ada kapal dengan tujuan Kotabaru, Kalimantan Selatan. Dengan tarif Rp 25 ribu orang. Hal ini bisa dijadikan pangsa pasar alternatif selain Makassar untuk menjaga kestabilan harga di Kalimantan. Selain itu perlu diperhatikan ketersediaan produk, rantai pasok (supplay chain) dan kebijakan pemerintah. (Red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *