Regenerasi Petani Untuk Menggali Potensi Sektor Pertanian

  • Bagikan

Jakarta, Poros Nusantara – Seiring dengan perkembangan zaman yang kian maju dan modern, telah mengubah gaya hidup masyarakat termasuk para petani yang sebagian besar tinggal di pedesaan.  Para pemuda zaman sekarang  yang tinggal di desa enggan meneruskan pekerjaan orang tuanya yang menjadi petani. Pasalnya, mereka jarang yang mau kerja keras dan kotor serta hasil dari sektor tani makin menipis karena hasil dijual murah.

Namun hal ini tidak terjadi pada 10 pemuda yang terseleksi dalam “Duta Tani Muda 2018”. Kesepuluh pemuda  tani tersebut diberikan pelatihan bisnis inovatif dan kepemimpinan petani muda oleh konsorsium Kedaulatan Rakyat Untuk Keadilan Pangan di Balai Besar Pengembangan Latihan Masyarakat, di Jakarta, selama seminggu, dari tanggal 26 November hingga 1 Desember 2018

Diharapkan setelah kembali ke daerah masing-masing, mereka akan menjadi agen perubahan penggerak ekonomi desa dengan inovasi di sektor usaha berbasis pertanian dan pangan serta melanjutkan pekerjaan orang tuanya yang menjadi petani.

Hadir dalam kesempatan itu,  Dirjen Pembangunan Desa Tertinggal (Ditjen PDT), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) ,  Samsul Widodo. Menurut Samsul  Indonesia  merupakan negara besar dengan potensi pertanian yang melimpah.  “Saat ini sebanyak 82,77% penduduk desa yang menggantungkan sumber pendapatannya dari sektor pertanian. Diperlukan inovasi melalui pemanfaatan teknologi untuk membuat produktivitas pertanian Indonesia semakin meningkat. Tentu saja tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” papar Samsul dihadapan 10 petani muda terpilih.

Lebih lanjut Samsul Widodo menjelaskan  tentang inovasi dan pemanfaatan teknologi, erat kaitannya dengan pemuda sebagai subjek dan objek penerima perubahan. “Oleh karena itu, melalui kegiatan ini kita berupaya membangun kesadaran anak-anak muda untuk terjun di bidang pertanian. Kita harus membangun branding bahwa menjadi petani itu keren dan kekinian,” harapnya.

Sementara itu, menurut kata Dedi Triadi, dari Country Network Coordinator, AgriProFocus Indonesia, pelatihan bisnis inovatif dan kepemimpinan petani muda ini menyediakan ruang bagi para petani muda terpilih untuk memperkuat kemampuan mereka dalam menjalankan usaha, mempertajam karakter kepemimpinan, dan terhubung dengan sesama petani muda dari berbagai daerah di Indonesia.

M. Maulana dari Workout.ID menambahkan potensi para petani muda untuk lebih berkembang sangat besar. “Pelatihan ini menjadi ruang bagi mereka menajamkan insting usaha yang berkelanjutan, membuka jejaring, dan mempercepat adaptasi dalam pemanfaatan perkembangan teknologi untuk usaha di sektor pertanian dan pangan,” imbuh Maulana.

Said Abdullah, dari Koordinator Kedaulatan Rakyat Untuk Keadilan Pangan mengharapkan pelatihan ini dapat menghubungkan petani muda dengan berbagai pelaku dan profesional di sektor pertanian, sehingga mempercepat proses pembelajaran dan memperkuat pengembangan usaha. “Mereka disiapkan menjadi role model dengan mengekspos dan memamerkan agribisnis petani muda ke media, publik yang lebih luas, dan pemangku kebijakan. Dengan demikian para petani muda ini akan mendapat dukungan yang lebih luas,” ujar Said Abdullah.

Hal senada juga disampaikan Torry Kuswardono, Direktur Perkumpulan Pikul, anggota konsosrsium penyelenggara Duta Petani Muda berbasis di Kupang, bahwa  pelatihan menjadi tahap penting dalam menyiapkan petani muda yang paham tentang tantangan dan peluang sektor pertanian di masa depan sehingga mereka dapat beradaptasi, memperluas pengaruh dan menjadi ujung tombak mendorong regenerasi petani di Indonesia serta pertumbuhan ekonomi desa.

Perlu diinfokan kegiatan pelatihan yang diikuti 10 petani muda ini diseleksi menjadi peserta terbaik yang akan berhak mendapat pelatihan lanjutan di Australia.

 

Laporan : Windarto

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *