Kapolres Solok Selatan Dilewakan Sebagai Pembina Silat Tradisional

  • Bagikan

Solok Selatan, Poros Nusantara –  Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Solok Selatan (Solsel), AKBP Imam Yulisdianto dikukuhkan (dilewakan.red) menjadi pembina Perhimpunan Tuo Silek (Beladiri Silat) Tradisi Minangkabau, Solsel. Ritual melewakan ditandai dengan mamasangkan “ Deta “ oleh Perwakilan Tuo Silek Tradisi Solsel, Darhalis Padeka Sutan Mudo dari sasaran Silek Bamban Sapakat nagari Bidar Alam yang juga tuo silek Pakiah Rabun.

Selain itu, ritual melewakan Kapolres sebagai pembina Tuo Silek itu dihadiri oleh Pamuncak dari 8 aliran dan 12 sasaran silek tradisi yang ada, yang juga ditandai dengan pemberian piagam penghargaan. Yang ditanda tangani oleh Pamuncak dan para Tuo Silek, Rahman Rajo Bungsu, Datuak Panggao, Sakirman Pandeka Perak, Zulkifli Pandeka Abai, Darhalis Pandeka Sutan Mudo, Zulkifli Pandeka Kilek, Bahrullazi Pandeka Sutan, Rusdi P Lenggang Sati Pandeka Lunak, Saldi Rajo Layia dan S. Bagindo Adu Sutan.

” Secara Surat Keputusan (SK) sudah lama menjadikan Kapolres Solsel sebagai pembina, bahkan sejak berdirinya perhimpunan Tuo Silek tradisi di Solsel 2016. Akan tetapi, yang dilewakan atau dikukuhkan baru saat ini dilakukan, dengan cara memasangkan “ Deta “ dikepala Kapolres “,  kata Sekretaris (Tangkai.red) Perhimpunan Tuo Silek Tradisi Minangkabau, Solsel, Irwan Pandeka Sutan Sati pada, Kamis (12/7).

Irwan Pandeka Sutan Sati menyebutkan, dengan dilewakannya Kapolres Solsel AKBP Imam Yulisdianto sebagai pembina pihaknya berharap upaya kelestarian seni budaya Minangkabau bisa terwujud dan animo generasi muda juga tinggi dalam pelestarian. ” Artinya, semakin banyak yang bergabung dengan perhimpunan Tuo Silek tentunya berdampak terhadap dukungan pelestarian seni budaya Minangkabau “, tandasnya.

Terpisah, Kapolres Solsel AKBP Imam Yulisdianto mengapresiasi proses pengukuhan yang dilakukan oleh perhimpunan Tuo Silek tradisi Minangkabau, Solsel terhadapnya. ” Saya tertarik dengan keindahan gerakan yang ditampilkan oleh perhimpunan silek tradisi ini. Jenis gerakan juga berbeda tiap aliran. Sebelumnya, saya sudah mengenal juga jenis silat tradisi Minangkabau. Seni beladiri ini bukan untuk dipertandingkan “, ucapnya.

Dengan merawat kearifan budaya lokal mampu menciptakan atau membangun kepercayaan ditubuh polisi. ” Disamping itu kita juga mendukung sektor pariwisata daerah “, harapnya.

 

( Laporan : Sudirman )

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *