Warga Tiongkok Siap Pentas Kesenian Di Kupang

  • Bagikan


KUPANG, POROS NUSANTARA
– Warga Tiongkok untuk keempat kalinya siap menggelar pentas kesenian di Kupang NTT, Minggu (25/2/2018).  Kegiatan kesenian yang melibatkan 30 orang penari itu, dalam rangka memeriahkan hari IMLEK 2569 dan seluruh kegiatan difasilitasi Paguyuban Sosial Masyarakat Tionghoa Indonesia (PSMTI) NTT bersama Pemerintah Provinsi NTT. Pentas kesenian yang akan digelar di Aula El Tari Kantor gubernur NTT ini terbuka untuk umum dan digunakan pemerintah sebagai ajang mempromosikan pariwisata NTT juga.

 

Hal ini diutarakan Kepala Biro Kesra Setda NTT, Barthol Badar, didampingi Kepala Biro Humas Setda NTT, Semuel Pekereng pada acara jumpa pers dengan para wartawan di Ruangan Biro Humas, Selasa (20/2/2018). Hadir juga pada kesempatan ini,  Ketua PSMTI NTT, Hengki Liyanto, Wakil Ketua PSTMI NTT, Don Putra Gotama, para pengurus lain, Bobby Liyanto, Hengki Famdale, dan Ketua Panitia, Inyo Setiawan.

Barthol mengatakan, “ Pemerintah dan masyarakat NTT sangat menghormati kemauan baik dari PSTMI NTT yang untuk keempat kalinya memfasilitasi kegiatan pentas kesenian warga Tiongkok di Kupang. Atas nama pemerintah NTT tentu berharap kegiatan seperti ini tetap menjadi agenda tahunan guna mempromosikan program pariwisata yang sekarang tengah digelorakan. Sebagai tuan rumah,  tentu akan menerima dengan senang hati dan siap memfasilitasi seluruh kegiatan agar berjalan aman, lancar dan sukses.

Menurutnya, dari informasi yang diperoleh menyebutkan, rombongan kesenian dari Tiongkok berjumlah 30 orang, sejak tanggal 25 Januari 2018 yang lalu, telah tiba di tanah air, dan direncanakan tanggal 24 Februari 2018 dengan pesawat  Garuda ke Kupang dan disambut pemerintah NTT. “Kegiatannya Minggu (25/2/2018) di Aula El Tari Kupang. Sebagai tuan rumah kita juga akan tampilkan pentas seni tari yang berasal dari Flores Timur. Ini kegiatan yang keempat dan tentu merupakan penghargaan yang luar biasa dari pemerintah Tiongkok untuk NTT. Semoga kegiatan seperti ini terus dilaksanakan. Kita mau supaya ini terus dilakukan dan kedepan mungkin melibatkan banyak orang tidak hanya di gelar di Aula El Tari saja tetapi di lapangan luas, tetapi mungkin pertimbangan teknis sehingga masih terbatas,” katanya.

Ketua PSTMI NTT, Hengki Liyanto mengatakan, PSMTI merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang sosial, pendidikan dan budaya, bukan politik. Kegiatan ini semata-mata untuk memperkenalkan budaya Tiongkok kepada masyarakat di NTT sekaligus mendukung program pariwisata. PSMTI adalah kumpulan warga keturunan Tionghoa tetapi sudah menjadi warga Indonesia untuk membangun daerah ini menjadi lebih baik. Semua anggota sudah menjadi warga Indonesia yang Pancasila dan sudah mencintai Indonesia dan lahir, besar dan mati juga di Indonesia.  “Kita semua punya tanggung jawab membangun daerah ini. Walau kita berbeda suku dan budaya, tetapi kita harus punya tekad sama-sama membangun Indonesia dan NTT khususnya. Mari kita semua dukung kegiatan pentas kesenian ini dan harapannya berjalan sukses,” pinta Hengki.

Sementara Don Putra Gotama menambahkan, kehadiran duta kesenian Tiongkok ini secara tidak langsung memajukan pariwisata dan dapat mendatangkan devisa buat daerah ini. Dia menyampaikan bahwa selama ini arus kunjungan warga Tiongkok ke Bali sangat besar dan ini peluang jika ditangkap pemerintah NTT maka akan mendatangkan keuntungan yang besar bisa mencapai RP. 4 trilun per tahun. Intinya, pemerintah perlu membenahi obyek wisata yang ada sehingga para warga Tiongkok tidak hanya berkunjung ke Bali tetapi juga ke NTT.

Hengki Famdale mengatakan, pada pentas kali ini, ada 30 atraksi dengan durasi 1-2 jam dan akan juga melibatkan atraksi budaya dari NTT pada awal dan akhir acara. Panitia lokal  juga akan membantu memfasilitasi para seniman ini untuk mengunjungi Museum NTT juga lokasi penjualan souvenir NTT. Dirinya berharap dukungan dan partisipasi dari semua pihak terutama kalangan media untuk bisa membantu menyampaikan informasi ini ke semua orang bahwa duta seni dari Tiongkok akan hadir di Kupang.

 

( Laporan : Erni Amperawati)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *