GUBERNUR SERUKAN PERDAMAIAN DI BUMI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

  • Bagikan

KUPANG, POROS NUSANTARA – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Drs. Frans Lebu Raya menyerukan semua umat untuk menciptakan kedamaian di bumi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Seruan moral ini dimaksudkan agar sesama umat  saling menghormati, saling menghargai dan mau menerima keberadaan sebagai sesama untuk mewujudkan kerukunan dan kedamaian di daerah ini.

Seruan Gubernur Frans ini  disampaikan saat merayakan ibadah Natal Oekumene Tahun 2017 bersama umat Kristiani, dari Keuskupan Agung Kupang( KAK) dan Gereja Majelis Injili di Timor( GMIT) di Gereja St Yoseph Naikoten Kupang, Kamis( 28/12/2017). Perayaan di pimpin Pdt. Grace Pandie- Sjioen, STh dan Romo Andreas Alo A, Pr.

gbnr ntt 2Gubernur Frans dalam sambutannya mengatakan, “sesama umat harus saling menghormati, saling menghargai dan mau menerima keberadaan sebagai sesama untuk mewujudkan kerukunan dan kedamaian di daerah ini. Dengan cara itu, semua umat manusia bisa berjuang untuk hidup lebih baik dengan suasana yang aman dan damai. Kita semua bisa berjuang untuk hidup lebih baik dengan suasana aman dan damai, karena tidak ada orang yang hidup suka cita ditengah konflik, tidak! Oleh karena kita berupaya supaya konflik tidak boleh terjadi di daerah ini,hidup damai terus menerus kita ciptakan di NTT yang kita cintai bersama.” katanya.

Gubernur yang akan mengakhiri jabatannya tahun 2018 nanti  berharap, daerah NTT bisa terpancar cahaya kedamaian kepada seluruh umat manusia di dunia, dirinya juga berpesan, “merayakan euforia malam penutupan Tahun 2017 mendatang, hendaknya jangan berlebihan apa lagi sampai berdampak merugikan banyak orang”.

Karena menurutnya, momentum penutupan tahun merupakan malam yang menggembirakan namun jangan menggelisahkan, untuk itu ia  mengajak aparat keamanan TNI-POLRI untuk melakukan patroli di Kota Kupang.

Sementara itu, Ketua GMIT Pdt. Dr Mery Kolimon dalam pesan Natalnya mengajak  semua umat Kristiani menjadi penebar kedamaian kepada setiap orang, agar di wujud nyatakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendeta Mery juga mengatakan,  sebentar lagi masyarakat di Provinsi yang berbasis kepulauan ini akan melaksanakan  kegiatan besar yaitu, pilkada untuk pemilihan Gubernur dan wakilnya serta Bupati dan wakilnya di 10 Kabupaten.

Menurutnya, momentum pilkada dimasa lalu seringkali menjadi ujian kehidupan berbangsa,  sering kali kepentingan politik sesaat memanfaatkan simbol-simbol agama untuk meraih dukungan,bahkan tidak jarang membentur-benturkan masyarakat, suku, agama dan kepercayaan untuk itu, dia mengajak semua umat Kristiani yang merayakan Natal ini agar ajang politik sebagai bukti kedewasaan dan kepastian berpikir dalam beriman.

Romo Andreas Alo, A, Pr dalam kotbah Natalnya mengatakan, bahwa damai itu hadir secara efektif didalam perjalanan hidup bersama di atas bumi ini. Sebagai ungkapan damai, Allah menunjukkan kepada umat keunikan kasihNYA dalam kebesaran kasih-kasihNYA itu, Allah mengundang manusia dalam hubungan yang intim dengan Putranya Yesus Kristus, dengan demikian manusia beriman boleh belajar menggerakkan kehidupannya yang menumbuhkan hidup rukun damai dan sejahtera.

Menurut Romo Alo, hidup dalam kebersamaan manusia masih sering menunjukkan kesenjangan akibat sikap egois manusia, membutuhkan pembelajaran dari Yesus Kristus bagaimana keluar dari kawasan amannya sendiri dan berbagi dengan sesama dalam ketulusan hati.

Hadir pada perayaan Natal tersebut, Ketua Komisi V DPR RI, Ir. Fari Francis, Forkopimda dan ratusan umat Kristiani di Kota Kupang.
Perayaan ini juga di hibur dengan penampilan paduan suara dari San Jose OMK St Yoseph Naikoten Kupang dan paduan suara Fakultas Theologia UKW Kupang.

 

( Laporan : Erni Amperawati)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *