Merajut Pengadaan Tanah Jalan Tol di Bumi Nyiur Melambai

  • Bagikan

Porosnusantara.co.id, Sulut – Selain di Pulau Jawa dengan Tol Trans Jawa sepanjang 1.167 km, kini akan ada tol yang menyajikan pemandangan indah Sulawesi Utara (Sulut) atau yang dikenal dengan sebutan Bumi Nyiur Melambai, persisnya di ruas tol Manado-Bitung. Tol sepanjang 39.9 km tersebut, menjadi bagian dari jaringan Jalan Tol Trans Sulawesi. Kehadiran Tol pertama Sulut yang dikelilingi oleh pemandangan Gunung Dua Saudara, sungai dan pepohonan hijau ini akan memangkas waktu tempuh Manado ke Bitung dan sebaliknya dari saat ini sekitar 90-120 menit, menjadi sekitar 30 menit.

Pembangunan jalan tol Manado-Bitung ini dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap 1 Manado-Airmadidi dan tahap 2 Airmadidi-Bitung. Mendukung selesainya tol itu, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) terus merampungkan pembebasan lahan yang saat ini progres tahap pelaksanaan pengadaan tanah dari 39.9 km untuk 0-25.5 km pencapaian 99,89% dan untuk 25.5-39.9% pencapaian 90%.

“Tahapan terakhir yang akan dikerjakan sampai dengan bulan April atau Mei, kita usahakan supaya semua bidang tanah yang sudah dilaksanakan pengukuran dan penilaian oleh pihak appraisal, untuk segera kita lakukan musyawarah penetapan bentuk ganti rugi kerugian. Dari jumlah total sebanyak 2.251 bidang yang ada di dua sesi ini mudah-mudahan dalam waktu dekat akan segera bisa kita realisasikan penyelesaian pengadaan tanahnya,” ujar Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Sulut, Fredy Kolintama saat diwawancara Tim Humas Kementerian ATR/BPN di Kantornya, Manado, Jumat (26/4).

Pada proses pengadaan tanah selalu mengedepankan prinsip penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), keseimbangan antara kepentingan pribadi dan umum, serta pemberian ganti kerugian yang berkeadilan. Dalam pelaksanaannya, selain melibatkan peran Pemerintah Provinsi Sulut dan Pemerintah Kota yang menjadi kunci pelaksanaan, peran serta masyarakat yang rela tanahnya diberikan untuk pembangunan kepentingan umum ini juga sangat membantu.

“Sesusah apapun persoalan pertanahan di Kota Bitung, masyarakat akhirnya bisa mengerti bahwa pemerintah betul-betul menyejahterakan rakyatnya sehingga ketika sekarang yang lagi berproses pembebasan lahan bukan ganti rugi tapi kami menerjemahkan ke masyarakat ganti untung. Masyarakat diberikan ganti keuntungan yang cukup dengan harga yang sangat layak, sehingga kalau toh ada permasalahan dapat diselesaikan dengan baik,” ujar Wali Kota Bitung, Maximiliaan Jonas Lomban.

Senanda dengan Wali Kota Bitung, Kepala Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Sulut, Edwin L. Kindangen mengatakan jalan tol ini adalah Program Strategis Nasional. Awalnya masyarakat juga agak bingung karena selama ini hanya mendengar, melihat dan membaca terkait informasi jalan tol di koran. Tetapi dengan sosialisasi langsung dari pemerintah, masyarakat memahami bahwa jalan tol itu sangat penting untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan di daerah Sulut.

“Mereka sangat mendukung pelaksanaan ini. Hal itu didukung dengan kesediaan aktif mereka melakukan pertemuan-pertemuan dengan tim dan diwujudkan dengan proses pelaksanaan pengadaan tanah dimana masyarakat mendukung untuk melepaskan lahan mereka untuk menunjuang proyek ini,” ujarnya.

Deven Pesak (48) salah seorang masyarakat yang rumahnya terkena pembebasan lahan jalan tol mengatakan awalnya bingung ketika ada program pemerintah ini. “Kami diberitahukan bahwa lokasi kami kena jalan tol, awalnya ada masyarakat yang bingung karena mau tinggal dimana nantinya, tapi setelah ada penjelasan dari yang terkait, masyarakat dan saya merelakan. Selama kami dalam pengurusan pembebasan lahan dibantu oleh pemerintah, termasuk tanah yang belum ada suratnya dipermudah oleh Kantor Pertanahan sehingga pada saat pembayaran jalan tol tidak bermasalah. Saya pribadi sudah menerima uang ganti untung jalan tol dan sudah membeli rumah lagi yang sudah bersertipikat,” ujarnya.

Proyek ini diharapkan mendukung peningkatan lalu lintas pada rute Manado–Bitung, membantu kelancaran arus mudik, dan mendukung sektor wisata serta pertumbuhan ekonomi di Manado, Minahasa Utara dan Bitung. Jalan tol ini juga akan menjadi jalan akses utama ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan Pelabuhan Internasional Bitung yang akan dibangun. (Red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *